Musnahnya Kearifan Lokal Nan Horor; Bhairawa Tantrayana & Ritual Sati | Integrasi Google Maps

Melanjutkan Tulisan sebelumnya Detik-Detik Keruntuhan Majapahit Yang Misterius

Tentang Bhairawa Tantrayana bisa dibaca tulisan sebelumnya. Kali ini mengupas periode sesudah tahun 1530 – 1899 M dengan sudut pandang dari Indonesia.

Gunakan fasilitas Pencarian/ ikon lensa untuk mencari Nama tokoh, peristiwa atau tahun peristiwanya.

Tentang Sati/ Suttee atau Bela berhubungan dengan ritual pembakaran mayat;

Kasta bawah: mayat ditinggalkan di pantai atau tanah kosong untuk dimakan oleh anjing, dikremasi, atau dilakukan ke perairan (Jawa: larung ).

Kelas Ksatria dan Brahmana: melakukan Sati/ suttee, pembunuhan janda/ ritual bunuh diri oleh istri janda, selir atau pelayan wanita, melalui bakar diri dengan melemparkan diri mereka ke dalam api kremasi yang menyala-nyala. (Ma Huan, pelancong tahun 1433 M)

Kitab Suci Hindu:

Parasara Smriti 4.32

Jika seorang wanita mengikuti tuannya yang telah meninggal, dengan membakar dirinya sendiri di atas tumpukan kayu pemakaman yang sama , dia akan tinggal di surga selama bertahun-tahun sebanyak rambut di tubuh manusia, – yang mencapai jumlah tiga crores (sepuluh juta) setengah .

Sutra Wisnu Dharma 25.14

Setelah kematian suaminya, untuk menjaga kesuciannya, atau naik tumpukan setelah dia.

Agnipurana 222.223

Janda yang mempraktikkan pengendalian diri dan pertapaan setelah kematian suaminya, masuk surga… janda yang membakar dirinya di tumpukan kayu yang sama dengan suaminya juga masuk surga.

Mari kita simak ceritanya;

1512 M – Bujangga Manik (Jaya Pakuan, Brahmana Hindu-Sunda petualang) sepulang dari Bali menyempatkan mampir ke Watuputih/ Selo cendhani lereng gunung Raung Blambangan, markas pelarian dari Majapahit di masa Menak Pentor (1500-1541).

Menak Pentor anak dari Bima Koncar/ Minak Sumendhe (1489-1500),atau cucu Mas Sembar pendiri Kerajaan Blambangan (Lalampahan Bujangga Manik)

Di Batavia, Surawisesa, putra Mahkota Pajajaran anak Siliwangi, diutus ke Malaka membawa pesan perdamaian.

1518 M – Nyai Dawit menulis Sanghyang Siksha Kandang Karesian, melakukan perjalanan ke Sunda Kalapa dan Karawang. Kala itu masih era Siliwangi (Ridwan Saidi)

KERAJAAN DEMAK MASA TRENGGONO

1521 M – Portugis yang bercokol di Malaka menyerang lokasi pelarian dan pertahanan Sultan Mahmud Shah (Raja Malaka resmi) di pulai Bentan/ Bintan.

Kesultanan Aceh juga diserang oleh armada portugis yang dipimpin oleh Jorge D. Britto. Akan tetapi serangan tersebut dapat dipatahkan oleh Sultan Ali Mughayat Syah.

Spanyol tiba di Maluku dari arah timur setelah usai dari Filipina. membina kerja sama dengan Tidore yang sedang berperang dengan Ternate.

Kesultanan Ternate di pulau Ternate.

Kesultanan Tidore di pulau Tidore.

Di Sunda Kelapa/ Batavia, Surawisesa, putra Mahkota Pajajaran anak Siliwangi, diutus kedua kalinya ke Malaka membawa pesan perdamaian dengan Portugis.

1522 M – Di p. Ternate, Portugis membangun benteng Kota janji sebagai perdamaian dengan Sultan Khairun Ternate. Di sisi utara pulau.

Tak berapa lama pembangunan benteng Kastela, di sisi selatan pulau. 

Namun kemudian sultan Khairun dibunuh Portugis.

Di Sunda Kelapa/ Batavia, Utusan perdamaian Portugis Kapten Enrique Leme disambut “raja Samio”/ Surawisesa raja Pajajaran (Hindu). Membangun Prasasti Perjanjian Sunda-Portugal atau Padrão Sunda Kelapa untuk kerjasama hubungan dagang.

PERANG DEMAK vs MAJAPAHIT ke-1
1524 M – Perang PERTAMA Demak vs Majapahit Daha di masa Ranawijaya dan Patih Udara;

Di Aceh, Ali Mughayat Syah bin Syamsu Syah bersama saudaranya Sultan Ibrahim berhasil mengusir Portugis di wilayah Kesultanan Samudera Pasai 

1526 M – Di Pulau Bintan, pertahanan Mahmud Shah dihancurkan oleh Portugis. Mahmud Shah dan pasukannya mengungsi ke Kampar, Riau hingga meninggalnya.

Di Pelabuhan Banten yang dikuasai Pajajaran, Fadillah/ Faletehan menyerang dengan aliansi Cirebon – Demak. Banten runtuh. Fatahillah melanjutkan menyerbu Sunda Kelapa.

KERUNTUHAN MAJAPAHIT 1527 M (Bukan 1478 M)
1527 M – Perang kedua Demak vs Majapahit Daha.

Majapahit dikalahkan oleh Sultan Trenggana raja Demak.

Raja Majapahit terakhir (Ranawijaya? Prabu Udara?? pangeran Sontoguno) meloloskan diri ke kota pelabuhan Panarukan/ Situbondo dibantu Menak Pentor Penguasa Blambangan yang berpusat di Kuthorenon Lumajang.

Pangeran-pangeran Majapahit Daha:

1. Pangeran Sontoguno I, Raja Panarukan II.
2. Pangeran Karucil menjadi murid Syaikh Siti Jenar dan menjadi seorang Sifi, pengajar Thoriqot Ahadiyah di Kaki Gunung Argopuro (Probolinggo).
3. Pangeran Gogor, tewas saat melindungi ayahnya kabur saat penaklukkan Daha oleh Demak.
4. Dewi Rengganis, di Argopuro, ikut Wilayah Kerajaan Blambangan, Kadipaten Ketah.
5. Pangeran Dewa Agung, lari ke Klungkung Bali
6. Pangeran Arya Daha ini siapa? Apakah dia dan keturunannya yg menjadi raja kecil di Daha hingga suatu saat nanti ditaklukkan Trunojoyo untuk Mataram?

Antara dinasti Ranawijaya dengan Menak Pentor dinasti Blambangan kemudian membangun aliansi saling menikahkan anak-anak mereka.

Portugis memfokuskan pertahanan di timur dibantu ternate.

Di India, Nasirudin Muḥammad/ Humayun dinasti Mughal naik tahta (1530-1556).

Humayun merupakan pengikut Syattariyah dibawah bimbingan Abul Fatah Hidayatullah Sarmast keturunan Syattari (w. 1538).

Demak kemudian memfokuskan penyerangan ke Batavia.

 

1528 M – Mahmud Shah dipengungsian mengangkat Sultan Muzaffar Shah sebagai Raja Perak.

Di Galuh, pasukan Galuh tak berdaya oleh pasukan Cirebon dan meriam dari Demak.

1530 M – Di Jawa Barat, Kerajaan Talaga, benteng terakhir Kerajaan Galuh takluk oleh Cirebon – Demak.

Di Sumedang Pangeran Santri (cicit datuk Kahfi) diangkat menjadi penguasa bawahan cirebon.

1531 M – Demak menundukkan Surabaya.

Di Jawa Barat, Perjanjian damai antara Surawisesa Pakuan Pajajaran dengan Syarif Hidayatullah aliansi Cirebon-Demak.

Di Ujung timur jawa, Penobatan raja Blambangan ke-8, Menak Pangseng (1531-1546)

1533 M – Di Bogor, Surawisesa/ Munding Laya Dikusuma/ Guru Gantangan membuat sasakala (tanda peringatan) buat ayahnya; Prasasti Batutulis.

Di Ternate, Misionaris Portugis Simon Vaz dikatakan mengkristenkan Tabariji, Sultan Ternate periode 1533-1534.(Albertus Sujoko)

FAKTA BENTUK BUMI ITU BULAT

1534 M -Perjanjian Saragosa antara Portugis dan Spanyol; atas arahan Gereja Katolik Roma

– Spanyol memperoleh Filipina

– Portugis memperoleh Kepulauan Maluku.

Saat itu, raja penguasa harus melayani Gereja Katolik (sistem Padroado)

Di Halmahera, terutama di desa Mamuya, Portugis mendirikan komunitas Katolik. 

Beredar teks-teks mengenai kelahiran Nabi karya Ibn al-Dayba‘i (1461–1537)

1535 M – Loaisa (pengelana Portugis) mencatat bahwa di Jawa ada Raja Islam dan Raja yang bukan Islam.

Yang Terbesar adalah Raja Demak yang terus memusuhi Portugis.

Ratu Dewata menaiki tahta Pajajaran. Seorang raja yang menghabiskan sebagian besar waktunya hanya untuk bertapa dan menyepi.

Di Portugis, diberlakukan Inkuisisi oleh Yohanes III menyebabkan banyak Yahudi yang melarikan diri ke daerah Belanda.

1536 M – Toyib, seorang ulama Aceh tiba di Jepara untuk menyebarkan Islam. Ia kemudian menikah dengan Ratu Kalinyamat dan diberi gelar Sultan Hadlirin.

Di Ternate, Antonio Galvao (komandan portugis untuk Maluku tahun 1536-1540), membuka sekolah Katolik setelah misionaris Simon Vaz tewas terbunuh. 

1537 M – Misionaris Vicente Viegas bertugas di sulawesi selatan.  

1538 M – Di pantai utara Manado, nakhoda Portugis Franscisco de Castro membaptis puluhan orang.

Di Gowa, dibangun masjid (Masjid Al-Hilal/ Katangka) di daerah Manggalekanna di masa Raja Gowa ke IX yang bernama Daeng Mantanra Karaeng Tamapa’risika Kallonna.

1540 M – Di Ternate, Portugis membangun benteng Kalamata/ Santa Lucia/ Kayu Merah, untuk menghadapi serangan Spanyol dari arah Tidore.

1541 M – Demak di bawah Sultan Trenggono berturut-turut menundukkan Lamongan dan Blitar.

Di Blambangan, Menak Cucu/ Sontoguno naik tahta (1541-1607)

1543 M – Ratu Sakti naik tahta di Pajajaran menggantikan Ratu Dewata. Menjadi raja yang lalim dan kejam.

Ada kisah dari banten menyatakan bahwa tahun ini Sunan Kalijogo dari Cirebon datang ke Demak karena dipanggil oleh Trenggono.

kelak berselisih paham dengan Sunan Kudus dalam hal penentuan awal Ramadan tahun 1549 M

1545 M – Demak menaklukkan Pasuruan, kerajaan Sengguruh di Malang dan kemudian bergerak ke Blambangan. Kerajaan Blambangan dipimpin oleh Menak Gadru (1541-1550) keturunan Lembu Miruda/ Mirudha, pelarian Majapahit tahun 1478

1546 M – Franciscus Xaverius, pembawa misi Katolik (Katolik Roma dan pendiri Ordo Yesuit) yang bergabung dengan pelayaran Portugis, mulai memasuki kepulauan Maluku.

Belanda dibawah VOC membawa Protestan.

Konsili Trente, mengutuk Protestan sebagai Bidat.

Raja Bali Gelgel memberontak terhadap Demak (tulisan Mendes Pinto Fernao dari Portugis).

Panarukan yang berada di bawah kendali Majapahit Blambangan (Menak Pentor) – Gelgel segera diserbu oleh pasukan Demak, namun Trenggono Raja Demak meninggal di Pasuruan (Barros, de Asia]

Kisah meninggalnya ditulis oleh orang Portugis, Mendez Pinto yang ikut dalam pasukan Portugis;

“Pasukan Demak mengepung Panarukan selama tiga bulan, namun belum bisa berhasil merebut kota Panarukan.

Suatu ketika Sultan Trenggono bermusyawarah bersama adipati untuk melakukan serangan berikutnya.Putra Bupati Surabaya yang masih berusia 10 tahun dan bertugas sebagai pelayan sangat tertarik dengan jalannya rapat hingga tidak dengar perintah Sultan Trenggono untuk menyingkir.

Akibatnya Sultan Trenggono marah dan memukul anak tersebut, setelah mendapatkan pukulan dari Sultan Trenggono putra bupati tersebut sontak membalas dengan menusukkan pisau ke dada Sultan Trenggono. Akibatnya Sultan Trenggono tewas dan jenazahnya dibawa pulang ke Demak.”

Menyebabkan terjadi konflik Internal suksesi Demak; antara Aryo Penangsang Aria Jipang Jayakarta/ Shohibul Marifah/ , Sayyid Husein (keponakan Trenggono, anak Raden Kikin/ Seda Lepen- adik Trenggono) didukung sunan Kudus; dengan para anak dan menantu Trenggono yang didukung Sunan Giri dan Kalijogo

– Raden Mukmim (Sunan Prawoto).

– Kalinyamat,

– Jaka Tingkir (anak Ki Kebo Kenanga / Ki Ageng Pengging, cicit Raja Majapahit) 

Akhirnya; Prawoto (murid Kalijogo) naik tahta sebagai sultan Demak ke-4 bergelar Sultan Syah Alam Akbar Jiem-Boen-ningrat IV.

Ratna Kencana kembali menjadi Ratu Kalinyamat.

1547 M – Di Ternate, Nuno Ribeiro, seorang Misionaris Yesuit datang membantu kegiatan Fransiscus Xaverius.

1548 M – Sunan Prapen (Giri III, 38th) ditunjuk menjadi pemimpin Giri Kedaton.

1549 M – Sunan Kudus pindah dari Demak ke Kudus, disinyalir karena berselisih paham dengan Sunan Kalijogo dan Prawoto murid Kalijogo.

Di Kudus, Sunan Kudus membina Arya Penangsang.

Posisi Imam Besar Demak digantikan oleh Sunan Kalijogo.

Sunan Kudus mendirikan Masjid yang diberi nama Masjid Al-Aqsa atau Al-Manar (Masjid Menara Kudus) dan daerah sekitanya diganti dengan nama Kudus, diambil dari nama sebuah kota di Palestina, alQuds.

Perebutan tahta menyebabkan Prawoto tewas di tangan pembunuh misterius.

Kalinyamat melepaskan diri dari Demak dan menduga pembunuhan Prawoto adalah hasil konspirasi antara Sunan Kudus dengan Arya Penangsang.

Keris Kyai Brongot Setan Kober yang digunakan untuk membunuh Prawoto adalah milik Sunan Kudus.

Arya Pangiri selamat karena bersembunyi dibawah kolong ranjang sewaktu pembunuhan itu terjadi.

Pangeran Hadiri atau Sunan Kalinyamat segera diangkat sebagai Sultan Demak V

Sayangnya tak lama juga dibunuh oleh pasukan Sureng Aryo Penangsang.

Jaka Tingkir (anak Ki Kebo Kenanga/ Ki Ageng Pengging) menantu Trenggono, yang gagal dibunuh, mulai berkonflik dengan Demak, mendirikan pemerintahan sendiri di Pajang (Sukoharjo), dibantu oleh Ki Gede Pemanahan, Ki Gede Penjawi dan Ki Juru Martani. Trio ini kelak dikenal sebagai pendiri Mataram; “Tiga Serangkai Mataram”

Di Ternate, Misonaris Portugis Nuno Ribeiro terbunuh

EKSPEDISI PEMBEBASAN MALAKA III: JEPARA VS PORTUGIS

1550 M – Di Malaka, Ratu Kalinyamat dari Demak bekerjasama dengan kesultanan Johor menggempur Portugis. Meski sempat menduduki sebagian besar kota Malaka, namun aliansi Johor-Kalinyamat ini akhirnya dapat dipukul mundur oleh pasukan Portugis.

Aliansi terdiri dari;

  • Jepara; Ratu Kalinyamat
  • Johor, Sultan Alauddin Riayat Shah II
  • Perak
  • Pahang

Wafatnya Sunan Kudus dan dimakamkan di Kudus.

Di Blambangan, Minak Cucu/ MinakDjinggo naik tahta (Memerintah Candi Bang/ Kedhaton Baluran 1550-1582).

Minak Cucu penguasa Djinggan/ Sontoguno? atau dia berputra SONTOGUNO (?)

1550–1589, Kerajaan Buddha Bayinnaung Burma/ Myanmar mulai membantai muslim rohingya.

Sentimen etnis dan agama masih berlanjut hingga hari ini antara Buddha dan Muslim.

1552 M – Berdiri Kesultanan Banten hasil aliansi antara Demak dan Cirebon, Sunan Gunung Jati mengangkat putranya, Maulana Hasanuddin/ Pangeran Sabakingking menjadi sultan Banten. Banten lalu menundukkan Lampung.

Kalinyamat mulai menyusun strategi dengan Jaka Tingkir untuk membunuh Aryo penangsang. Dibuatkanlah Sayembara.

Bangsawan demak melarikan diri ke Palembang dipimpin oleh Gedeng Sura Tua (1552-1553) mendirikan kerajaan Palembang (Hamka, perbendaharaan Lama)

1553-1554 M – Di Majalengka, Sunan Wanaperih atau Raden Aria kikis yang sudah Islam (keturunan Prabu Pucuk Umum/ Raden Rangga Mantri yang merupakan cicit Raja Pajajaran Prabu Siliwangi) mendirikan pesantren.

KERUNTUHAN DEMAK & BERDIRINYA PAJANG

1554 M – Di Demak, Arya Penangsang Sultan Demak tewas di tangan Sutawijaya, putra Ki Ageng Pemanahan yang memimpin pasukan pemberontak suruhan Jaka Tingkir/ Hadiwijaya dari Pajang. Kesultanan Demak pun resmi runtuh.

Dikisahkan;

Arya Panangsang akan berbuka puasa saat ditantang oleh Sutawijaya anak Pemanahan.

Arya Panangsang berangkat ke medan perang dengan menunggangi kuda jantan bernama Gagak Rimang. Kuda tersebut dengan kencang mengejar Sutawijaya yang pada saat itu menggunakan kuda betina.

Arya Penangsang terluka di bagian perut karena tombak yang di miliki Sutawijaya. Ususnya terburai.

Saat mencabut Keris yang akan di gunakan untuk membunuh Sutawijaya, justru terpotonglah usus Arya Panangsang, hal ini menyebabkan kematiannya.

Ki Matahun dan Patih Jipang juga gugur dan tewas, namun Arya Mataram dapat meloloskan diri.

=====

Pajang muncul sebagai penguasa baru di Jawa. Demak, Jepara, dan Jipang menjadi bawahan Pajang.

======

Dari Nasabnya Jaka Tingkir kelak akan lahir ulama-ulama besar seperti KH Sahal Mahfud, KH Hasyim Asy’ari, Syekh Mutamakkin dan ratusan ulama besar lainnya yang banyak berada di Jawa ini.

======

Kerajaan ini memakai Kitab Hukum bernama Jugul Muda

1555 M – Di India, Humayun putra Babur menjadi penguasa di Delhi, kota ini terdapat bermacam pemeluk; Islam, Hindu dan Kristen (Portugis).

1556 M – Humayun meninggal akibat tergelincir karena kebiasaannya membawa sendiri buku-buku saat menuruni tangga.

Di Pajang, Hadiwijaya menghadiahkan tanah Mataram (hutan Mentaok) kepada Ki Ageng Pemanahan atas jasanya mengalahkan Arya Penangsang.

Menjelang dibukanya hutan mentaok, pemanahan dikisahkan bertapa di Kembang Lampir Gunung Kidul ditemani Ki Ageng Giring yang kemudian mendapatkan wangsit Gagak Emprit.

WANGSIT GAGAK EMPRIT; PERJANJIAN KI AGENG GIRING dengan KI AGENG PEMANAHAN/ PAMANAHAN

Dikisahkan bahwa ada perjanjian antara Ki Ageng Giring (keturunan Raja Majapahit) dengan Pemanahan (kakak Jaka Tingkir?) gara-gara masing-masing meminum air kelapa muda Ghaib, bahwa keturunannya akan menjadi Raja bergantian setiap keturunan ke-7.

Ada yang menganggap bahwa ‘Air kelapa Muda’ hanyalah kiasan, bahwa arti sesungguhnya adalah seorang perempuan. (istri Ki Ageng Giring yaitu Nyai Ageng Giring, putrinya Tembayat, ini merupakan moyang Wanakusuman )

Kelak perjanjian ini dihapuskan oleh Sultan Yogya tahun 2015 M.

======

1550-1558 M – Di Bali, Raja Gelgel Dalem Waturenggong meninggal dunia, digantikan oleh Dalem Bekung yang masih kecil. Terjadi intrik kudeta oleh pamannya. akhirnya pamannya melarikan diri dan mendirikan kerajaaan Karangasem.

Danghyang Astapaka menyingkir dari Kerajaan Gelgel Bali karena ada perang saudara pertama.

1560 M – Portugis mendirikan pos dagang di Panarukan.

Dang Hyang Nirartha (60th) meninggal dunia di Bali (Berg), dimasa Dalem Bekung (??). Nirartha meninggalkan bermacam karya tulis

==========

Pendapat lain, meninggal tahun 1581 M.

==========

Di Bali, mulai diberlakukan Kasta;

  • keturunan Danghyang Nirartha dan Danghyang Astapaka menduduki pos sebagai Brahmana Wangsa, Siwa dan Buddha. (Jalur Mpu Tantular, keturunan anak ke-3/ Mpu Danghyang Smaranatha), Diberi nama Ida Bagus dan Ida Ayu. Untuk Panditanya bukan Danghyang atau Mpu, berubah menjadi Pedanda.
  • Keturunan para Dalem menduduki Kesatria Wangsa.(Jalur Mpu Tantular, keturunan Anak ke-4, Danghyang Soma Kapakisan), Diberi nama Anak Agung dan Anak Agung Ayu.
  • Para Arya menjadi Vaisya wangsa. Diberi nama I Dewa, I Gusti, I Dewa Ayu, Desak, I Gusti Ayu, Ngakan dan lain-lain.
  • Diluar ini adalah kelompok Sudra/ Wang Jaba dan tidak diperkenankan mempelajari veda, diberi nama I Gede, I Wayan, I Putu, I Made, I Nyoman, I Ketut dan lain sebagainya.

1562 M – Di Flores, Tiga misionaris Dominikan dari Portugis mendirikan gereja pertama.

1563 M – Misionaris Franciscus Xaverius, memasuki Manado.

Pater Diogo de Magelhaes & Pedro de Mascar melakukan baptis massal di pantai Singkil Sindulang atas “raja” Manado yang diberi nama Jeronimo dan 1500 rakyatnya.

Raja tersebut adalah Raja Siau ke-II yaitu Posuma putra Lokombanua (1550-1596) dan Raja Manado Kinalang Damapolii

Lokombanua Raja siau Pertama (1510 -1550).

Ternate berperang dengan Kerajaan Dapitan di Filipina

1567 M – Di Jawa Barat, Ratu Nilakendra/ Tohaan di Majaya naik tahta sebagai raja terakhir Pajajaran. Taja penganut Tantra ini diruntuhkan oleh pasukan gabungan Banten – Cirebon di bawah Maulana Yusuf putra panembahan Hasanudin.

Pasukan Pajajaran menyingkir ke lereng gunung Palasari Pandeglang dengan Raja barunya Prabu Suryakancana/ Nusya Mulya/ Raga Mulya/ Pucuk Umun. Cikal Bakal suku Baduy

Raga Mulya (raja 1567-1579) dalam naskah Wangsakerta disebut juga sebagai Prabu Suryakancana, sedangkan dalam Carita Parahiyangan dikenal dengan nama Nusya Mulya.[1]

1568 M – wafatnya Sunan Gunung Jati diusia 120 tahun dan dimakamkan di Cirebon, penggantinya Fatahillah.

Murid Gunung Jati bernama Abdul Qadir Muhammad diutus untuk berdakwah di Bali. Dikenal sebagai salah satu Wali Pitu Bali;

  • Syekh Abdul Qadir Muhammad/ Karang Rupit/ Kwan Pao-Lie (1568 M),
  • Habib Ali bin Abu Bakar bin Umar bin Abu Bakar Al Khamid/ Wali Kusamba (Klungkung 1686 M)
  • Pangeran Mas Sepuh alias Raden Amangkuningrat (Wali Seseh Mengwi, tahun 1800-an?),
  • Wali Kembar Karangasem; Habib Ali bin Zaenal Abidin Al Idrus dan Syeh Maulana Yusuf Al Magribi
  • Habib Umar bin Maulana Yusuf Al MAghribi/ Wali Bukit Bedugul
  • Habib Ali bin Umar Bafaqih/ Wali Negara (1917-an).
  • Pangeran Sosrodiningrat dan Raden Ayu Pemecutan/ Siti Khotijah

Di Pajang, Pertemuan antara Sunan Prapen (58th), Hadiwijaya dan Panji Wiryakrama dari Surabaya (penguasa Jawa Timur), menyatakan bahwa Seluruh Jawa Timur kecuali Blambangan dan Madura resmi bersatu dengan Pajang.

Namun di Madiun, Pangeran Timoer (Ronggo Jumeno, putra Trenggono) dilantik menjadi Bupati di Purbaya/ Purabaya oleh Sunan Bonang (?) menggantikan Kyai Rekso Gati (1521-1568 M). Ronggo Jumeno ini terkenal memiliki Pusaka Kala Gumarang

1570 M – Fatahillah wafat. Maulana Hasanuddin wafat. Maulana Yusuf diangkat menjadi Sultan Banten menggantikan ayahnya.

Armada Spanyol tiba di Filipina dari arah timur (Pasifik). 

Don Pedro Manuel Manooc, perwira dan navigator Spanyol, memasuki Manila pada 24 Mei 1570

Di Ternate, Sultan Hairun dibunuh oleh Portugis karena menolak masuk Katolik. Ini memicu konflik antara Portugis dengan Baabullah, putra Mahkota yang muslim. 

1571 M – Shaikh ‘Ali Sher di Bengali (bangladesh) menulis karya Sharḥ Nuzhat al-Arwāḥ (Komentar tentang perjalanan jiwa-jiwa), yang memuat biografi Ahmad Shah Jalal.

Di Pajang, Hadiwijaya memberi hadiah Joko Kaiman wilayah Wirasaba (Banjarnegara)

EKSPEDISI PEMBEBASAN MALAKA IV: JEPARA VS PORTUGIS

1574 M – Ratu Kalinyamat dari Pelabuhan Jepara kembali mengirim armada perang untuk menyerbu Malaka Portugis. Kali ini bekerjasama dengan Aceh. Meski sempat membuat Portugis kewalahan, serangan ini juga gagal merebut Malaka.

1575 M – Kekuatan Portugis terfokus di pertahanan Malaka. Aceh menyerang dan merebut kerajaan Perak.

Di Ternate, Sultan Baabullah (1570-84) berhasil mengusir Portugis. Mengakhiri hegemoni Portugis di Maluku.

Di Jawa, Ki Ageng Pemanahan wafat. Sutawijaya menggantikan ayahnya sebagai penguasa Mataram ke-1.

 1575 M – Panarukan diserang Gelgel-Bali akibat pinangan untuk pernikahan Dalem Bekung ditolak. Pasukan Gelgel dipimpin oleh Patih Ularan dan Sontoguno I tewas. 

Sontoguno II dan Menak Cucu menyingkir ke Lumajang.

1576 M – Kesultanan Banten melancarkan agresi besar-besaran terhadap Pajajaran. Kota Pakuan dikuasai oleh pasukan Banten. Prabu Suryakancana/ Prabu Sedah dan keluarganya meloloskan diri ke pedalaman Pandeglang.

1578 M – Pemberontakan Internal kedua di Kerajaan Gelgel.

Tahun ini juga Dalem Bekung(??) wafat (1550-1578 M), digantikan oleh adiknya Dalem Seganing (anak bungsu Dalem Waturenggong), memerintah 1576- 1623/51.

Di Ternate, Portugis membangun benteng Torre/ Tore atas izin dari Sultan Gapi Baguna

1579 M – Markas Kerajaan Pajajaran di Pandeglang Jawa Barat dihancurkan oleh Maulana Yusuf Kesultanan Banten. Mengakhiri Kerajaan Hindu terakhir di pulau Jawa. Batu Singgasana Palangka Sriman Sriwacana/ watu gigilang dipindah dari Pakuan ke Surasowan.

Panglima2 pajajaran diislamkan dan tetap dengan jabatan dan gelarnya. Sisa pasukan melarikan diri dan menjadi suku Baduy

Prabu Geusan Ulun naik tahta di kerajaan Sumedang Larang dan menyatakan lepas dari Cirebon.

Maulana Yusuf sakit keras, terjadi konflik internal antara pangeran Jepara (didukung Kalinyamat) vs Maulana Muhammad yang masih 9 tahun (didukung Kadhi Banten)(HAMKA, Perbendaharaan Lama)

Setelah perdebatan antara Kadhi dengan Mangkubumi, Akhirnya Maulana Muhammad diangkat menjadi Sultan Banten 1580-1605 M

Namun kemudian Di Demak, Ratu Kalinyamat wafat. Pangeran Arya Jepara, keponakan sang ratu sekaligus putra sultan Banten, diangkat sebagai penguasa Kalinyamat. Ia berhasil menanamkan kekuasaan hingga pulau Bawean.

Deklarasi Persatuan Utrecht oleh penduduk Belanda yang masih dijajah Spanyol. Persatuan Utrecht ini dianggap sebagai dasar dari Republik Tujuh Provinsi Bersatu ,

Di Panarukan, Bernardino Ferrari, misionaris dari Serikat Jesus melayani Portugis yang berada di sana. (G. Van Schie, 1992:105) atas kebaikan Raja Blambangan Santa Guna/ Sontoguno II

Di Ternate, Franciscus Xaverius, pastor dari Spanyol pelopor penyebaran Katolik di Indonesia, mengunjungi Kesultanan Ternate.

1580 M – Sultan Ternate Baabullah menundukkan Banggai/. Benggawi di bawah jenderal Adi Cokro. Adi Cokro memimpin Kerajaan Banggai hingga 1600 M

Di Ternate, Sultan Baabullah mengirim utusan ke Lissabon untuk menghadap Raja Philip, menuntut keadilan atas pelaku kematian ayahnya, yaitu De Mesquita. Konon perahu yang membawa De Mesquita dari Ambon Ke Ternate itu diserang bajak laut.

Kakawin Babad Badrasanti digubah menjadi Geguritan oleh Pangeran Tejakusuma I atas permintaan Sultan Pajang.

Portugis dan Spanyol bersatu, memonopoli perdagangan di eropa Utara.

Belanda tak terima. muncul benih pemberontakan.

1581 M – Kerajaan Pagarruyung di Minangkabau yang masih beragama Hindu mulai berkembang menjadi Islam.

1582 M – Hadiwijaya wafat. Daerah-daerah bawahan di Jawa Timur pimpinan Surabaya melepaskan diri dari kekuasaan Pajang.

=====

Dikisahkan Hadiwijaya melarikan diri ke madura setelah kalah perang melawan Sutawijaya, tujuannya untuk meminta kesaktian.

Dalam perjalanan sepulang dari Madura kembali ke Pajang, Hadiwijaya “naik rakit di hilir bengawan solo (Sebelah selatan Brondong-Lamongan) yang didorong oleh 40 buaya”, maknanya;

Hadiwijaya lebih terhormat jika mendirikan pesantren mengajarkan ilmu agama daripada merebut tahta.

=====

Kaisar Mughal Akbar mengeluarkan perintah untuk menentang ritual Sati. Kelak aturan dilanjutkan oleh Jahandir keturunannya.

1583 M – Arya Pangiri naik tahta sebagai sultan Pajang setelah menyingkirkan Pangeran Benawa.

1584 M – Pemanahan meninggal dunia

1586 M – Benawa bersekutu dengan Sutawijaya untuk menggempur Pajang. Arya Pangiri dilengserkan dan Benawa menjadi sultan Pajang. Sutawijaya kemudian menyerbu Madiun untuk menundukkan Purbaya/ Purabaya di masa Raden Ayu Retno Dumilah (putri pangeran Timoer) namun Mataram Kalah.

1587 M – Erupsi gunung Merapi.

BERDIRINYA MATARAM ISLAM

1588 – 1589 M – Sutawijaya memerdekakan Mataram lepas dari Pajang.

=====

Dongeng yang mahsyur:
Senopati pergi ke Pantai Selatan untuk bersemedi memohon petunjuk untuk memenangkan peperangan melawan Sultan Pajang di Prambanan. Konon semedinya memporak poranda laut selatan menyebabkan Ratu Kidul pun keluar sarang.
Akhirnya Senapati dan Ratu Kidul bercinta selama tiga hari tiga malam.
Kemudian Ratu berjanji akan membantu Senapati memenangkan peperangan.

=====

Sutawijaya menjadi penguasa bergelar Panembahan Senopati. Benawa wafat. Pajang pun bersatu dengan Mataram.

Senopati kemudian menyerbu Jayalengkara Surabaya yang tak ingin tunduk, akhirnya didamaikan oleh Sunan Prapen.

1590 M – Perang Mataram – Purbaya berakhir dengan takluknya Raden Ayu Retno Dumilah. Tanggal 16 November 1590, Kabupaten Purabaya atau Purbaya berganti nama menjadi Madiun.

Mataram kemudian menyerbu Jepara namun berhasil dipukul mundur oleh pasukan Kalinyamat.

1591 M – Perebutan tahta di Kediri.

1595 M – Jan Huyghen van Linschoten (1563 – 8 Februari 1611), pedagang dan sejarawan Belanda yang bergabung dengan Portugis, menulis buku Itinerario (Discours of Voyages into Ye East & West Indies ), menguak rahasia rute jalur rempah-rempah ke timur.

Setelah beredarnya buku yang menghebohkan dan terkuaknya rahasia perdagangan, Cornelis de Houtman dari Belanda memulai pelayarannya sendiri untuk mencari rempah-rempah.

=================

Belanda baru saja memerdekakan dirinya dari penjajahan Spanyol.

Mereka mendirikan Kelompok Dagang 7 propinsi inisiatif dari pengacara Johan Van Oldenbarnevelt.

Kelompok dagang ini berbentuk Republik dipimpin oleh 17 orang. Kerajaan Belanda belum berdiri.

=================

1596 M – Pedagang Belanda untuk pertama kalinya tiba di Banten Jawa Barat. Benteng Kuta Raja Cirebon dibangun sebagai simbol persahabatan antara Cirebon dengan Mataram.

Belanda bentrok dengan Portugis lalu menyingkir ke timur.

Di Pesisir Tuban, Belanda mengaku menemukan karya Primbon Sunan Bonang/ Serat Bonang/ Het boek Van Bonang yang diduga merupakan tulisan Sunan Bonang (wafat 1595). Naskah lalu disimpan di Leiden.

================

Kelak tahun 1916 Schrieke meyakini manuskrip kuno tersebut sebagai karya Sunan Bonang, namun disangkal oleh Drewes di tahun 1969.

================

1597 M – Belanda berlabuh di bali, masih dibawah Cornelis de Houtman.

Awak kapal bergidik saat mendengar akan dilakukannya upacara Sati terhadap 50 istri bangsawan Bali di samping jasad sang suami.

Berbeda dengan ritual Sati di India, di Bali, ritual pembakaran ini selain melibatkan janda juga melibatkan budak-budak dari para bangsawan yang meninggal (Donald F. Lach dan Edwin J. Van Kley dalam Asia in the Making of Europe Volume 3 (1998: hlm. 1357))

Dalem Seganing diduga bertemu dengan pedagang Belanda ini.

Pasuruan dibawah Adipati Kaninten menaklukkan Blambangan

Dalem Seganing memerintahkan Panglima Perang I Gusti Ngurah Jelantik (III) untuk menumpas pemberontakan di Blambangan dan Pasuruhan (??).

1598 M – Mulai dibangunnya Galiung (Kapal Besar) pengangkut Perak jalur Manila – ke mexico.

Di Banten, datangnya Ekspedisi Delapan kapal Belanda dipimpin Jacob Van Neck, van Heemkerck dan Van Waerwijck diterima Sultan Banten dengan baik.

Jacob van Heemskerck tiba di Hitu dan diterima oleh Kapitan Hitu.

Wijbrand van Warwijck meneruskan pelayaran ke Ternate untuk bertemu Sultan Said.

Navigator Inggris John Davis ( c.1550 – 29 Desember 1605), yang terkenal dengan alat navigasi backstaff dan kuadran ganda (kuadran Davis) bergabung dalam misi Belanda ini

========

Kisah John Davis lebih lengkap ada dibuku saya yang berjudul ASTRONAVIGASI

========

1599 M – Peristiwa Bedhahe Kalinyamat. Mataram melancarkan invasi besar-besaran terhadap Jepara dan berhasil menguasainya. Kerajaan Kalinyamat pun runtuh.

Armada delapan kapal Belanda di bawah Jacob van Neck berhasil mencapai ‘Kepulauan Rempah-rempah’ Maluku

1600 M – Pemberontakan Pati pimpinan Adipati Pragola. Berhasil ditumpas oleh putra mahkota Mataram, Raden Mas Jolang.

Di Maluku, Pedagang Belanda Jacob van Neck bergabung dengan Muslim Hitu di Pulau Ambon untuk melawan Portugis yang berkeliaran di Ambon.

Kelak Kristen Protestan yang dibawa Belanda lebih berkembang dibandingkan dengan Katolik yang dibawa oleh Portugis dan Spanyol

Aliansi Panarukan – Blambangan dengan pernikahan Raja Sontoguno II (1575-1601) dg puteri Menak Cucu (Candibang)

ABAD KE-17

1601 M – Ekspedisi Belanda kedua dipimpin Yakub van Heemskerck berlabuh di Bali.

Masa dimulainya pelabuhan Buleleng sebagai tempat perdagangan budak dari penduduk Bali ke Batavia/ kota lain atas ijin Raja Bali.

Sekitar tahun ini Blambangan Hindu berhasil direbut oleh aliansi Demak – Pasuruan.

Kerajaan Demak sebenarnya dicegah menyerbu Blambangan oleh Sunan Giri berdasarkan wasiat ayahnya; bahwa ayahnya pernah berjanji tak akan menyerang Blambangan.

Pelarian sisa pasukan Blambangan menuju Kedawung, Puger, Jember.

===

1601 s/d 1603 M – Navigator John Davis menemani Sir James Lancaster, pedagang Inggris bertemu dengan sultan Aceh dan ulama.

Sunan Giri Prapen (90th) melanjutkan dakwahnya ke timur hingga lombok dan sumbawa (Babad Lombok )

Panembahan Senopati wafat digantikan oleh anaknya, Raden Mas Jolang (Panembahan Hanyakrawati).

Selat Muria diperkirakan lenyap akibat pendangkalan berkepanjangan. Pulau Muria pun bersatu dengan Jawa.

PERANG DEMAK vs MATARAM, Berdirinya VOC

1602 M – Pemberontakan Demak pimpinan Pangeran Puger. Dimulailah Perang antara Mataram-Demak.

VOC didirikan oleh enam perusahaan dari Republik Tujuh Belanda dengan Hak Octroi

============

Misi utama VOC;

  • Mengahalau Portugis dari Asia Tenggara
  • Mencegah masuknya Spanyol ke wilayah Portugis (Tordesillas 1494; Spanyol ke Barat, Portugal ke Timur)

============

Pusat VOC di Ambon

VOC adalah bentukan orang belanda, namun orang Belanda belum tentu VOC.

Sejak berkuasanya VOC, gereja Protestan mendominasi dibanding Katolik.

Masa VOC di Indonesia 1602 – 1799 M.

Diambil alih oleh Belanda 1800- Kemerdekaan RI.

English East India Company dipimpin oleh James Lancaster , membangun pos perdagangan di banten yang menjadi pusat perdagangan Inggris di Indonesia (hingga tahun 1682)

1603 M – VOC mendirikan pos dagang di Banten.

1604 M – pelayaran Inggris yang dikomandoi Sir Henry Middleton mencapai Maluku. bentrok dengan Belanda.

Di Luwu Utara, Raja Luwu Datu Payung Luwu XVI Pati Pasaung Toampanangi Sultan Abdullah Matinroe membangun Masjid Palopo

1605 M – Pangeran Puger ditangkap dan dibuang ke Kudus. Demak kembali menja bagian dari Mataram.

VOC tiba di Makassar.

Raja Gowa di Makassar memeluk Agama Islam serta menjadikan Gowa sebagai Kerajaan Islam, setelah kedatangan Tiga Dai dari Minang; Datu Tiro, Datu Ri Bandang clan Datu Patimang. (Hamka, Perbendaharaan Lama)

1606 M – VOC-Belanda tiba di Banjarmasin, saat itu masih terletak di muara sungai Kuin.

1607 M – Pemberontakan Ponorogo pimpinan Jayaraga, adik Hanyakrawati Sultan Mataram. Berhasil dipadamkan dan Jayaraga dibuang ke Nusakambangan.

Islam diajarkan di ponorogo di masa Batara Katong, akhir Majapahit

Di Ternate, Spanyol berhasil merebut benteng Kastela dari Portugis. 

Di pulau yang sama, di sisi timur VOC membangun benteng Fort Oranje.

1608 M – Di Johor; kesultanan Johor beraliansi dengan VOC untuk menggempur Portugis di malaka.

Di Makassar; Kerajaan Gowa (muslim) mulai menyerang Kerajaan Bone. 

1609 M – berdiri kesultanan Melayu Sambas di kalimantan.

Gencatan senjata 12 tahun mengakhiri perang 8 tahun Belanda vs Potugis + Spanyol.

1610 M – Mataram menyerbu Surabaya, namun mengalami kegagalan. 

Belanda dan Inggris minta ijin membuat gudang di batavia di masa Jayawikarta/ Jayakarta.

Terpilih Pieter Both sebagai Gubernur Jenderal VOC pertama (1610-1619)

Di Sulawesi, Kerajaan Wajo masuk islam karena pengaruh Gowa

1611 M – VOC mendirikan pos dagang di Jayakarta. 

Kerajaan Gowa (muslim) menyerang lagi dan berhasil menaklukkan Kerajaan Bone. Kerajaan Bone masuk islam karena pengaruh Gowa

Penjelajah Belanda Hendrik Brouwer mengusulkan rute baru pelayaran VOC dari dan ke Indonesia.

rute ini diklaim bisa mempersingkat waktu; lama tempuh biasa 12 bulan menjadi 6 bulan.

1612 M – Tun Sri Lanang di Johor menulis Sejarah Melayu dan Hikayat Hang Tuah.

1613 M – Mataram kembali menyerbu Surabaya, namun kembali gagal. Pos-pos VOC di Gresik dan Jaratan ikut terbakar. Sebagai permintaan maaf, Sultan Hanyakrawati Mataram mengizinkan VOC mendirikan pos dagang baru di Jepara.

Hanyakrawati kemudian wafat dalam kecelakaan saat berburu kijang di hutan Krapyak. (Panembahan Seda Krapyak)

Di Sulawesi Utara, Ternate-Muslim dan Belanda-Protestan menjarah pulau Sangihe dan Talaud milik Kerajaan Siau yang didukung Portugis (Katolik). 

Di Mekkah dan Madinah, ada sufi terkemuka dari India yang mengajarkan Tarekat Syattariyah, yaitu  Sibgatullah bin Ruhullah (wafat tahun 1606).

MATARAM MASA SULTAN AGUNG ( 1593 – 1645) – PAHLAWAN NASIONAL

1613-1645 M – Cucu Sutawijaya; Pangeran Aryo Martopuro/ Sultan Agung/ Raden Mas Rangsang, 20 tahun, di Mataram naik Tahta menjadi raja ketiga III trah pemanahan.

Penasehat utamanya orang Ulama bergelar Khalifah Imam dan seorang ahli Tasawuf, Kiyahi Suro Dono (Hamka, dari Perbendaharaan Lama, 1982)

Konflik antara Mataram dan aliansi Jawa Timur.

Bersamaan dengan ditulisnya Kitab Pararaton di Bali tentang sejarah Majapahit dan Singosari.

1614 M – Mataram menaklukkan Malang dan Lumajang. VOC mengirim duta besar pertamanya ke Mataram untuk menjalin kerja sama namun ditolak oleh Hanyakrakusuma.

1615 M – Patih Mataram, Ki Juru Martani wafat. Kedudukannya digantikan oleh Tumenggung Singaranu.

Mataram menaklukkan Wirasaba. Surabaya membalas dengan mengirim pasukan ke Wirasaba.

Di Tidore, Spanyol membangun benteng Tahula

1616 M – Pasukan Mataram mengalahkan pasukan Surabaya di desa Siwalan. Mataram kemudian lanjut menaklukkan Lasem.

Aceh di bawah Iskandar Muda menyerang Perak namun gagal.

Rute Brouwer yang dirilis tahun 1611 mulai diwajibkan bagi VOC

1617 M – Aceh di bawah Iskandar Muda menyerang Pahang namun gagal.

Di Jawa, Pemberontakan Pajang pimpinan Ki Tambakbaya. Berhasil dipadamkan dan Tambakbaya melarikan diri ke Surabaya.

Mataram menggempur Pajang, Benawa II melarikan diri ke Giri. Mataram menaklukkan Pasuruan. Cirebon menjadi bawahan Mataram.

Di Flores, Portugis membangun gereja di Larantuka di Flores, 

1618 M – Mataram menaklukkan Galuh. Mataram juga mencoba mengusir VOC dari Jepara, tempat bercokolnya sejak 1613 M

Sunan Giri ke-3 (Prapen, 107th) menggubah Kitab Asrar (Musarar) yang dianggap karangan dan ramalan Prabu Jayabaya (lihat 1179 M).

Di Tidore. Gubernur Spanyol di Ternate, Lucas Vergara Gabiria membangun benteng Rum .

Di Aceh, Hamzah al-Fansuri menjadi ulama kesultanan Aceh di masa Iskandar Muda Mahkota Alam Shah (1607–36). Puisi-puisinya bergaya sufi wahdatul wujud. Kelak berkonflik dengan Abdurrauf Singkili (Syiah Kuala) yang membawa Syattariyah.

  • Sharab al-‘ashiqin (“Minuman Para Pecinta”)
  • Asrar al-‘arifin (“Rahasia Gnostik”)
  • Kitab al-Muntahi (“The Adept”) – kumpulan kutipan Arab dan Persia dengan diskusi dalam bahasa Melayu.

Di masa ini Aceh menjadi pusat dagang menggantikan Malaka yang dikuasai Portugis.

=====

Pendapat lain, Hamzah al-Fansuri adalah guru Nur Allah (Sunan Gunung Jati) sewaktu pergi ke Mekkah tahun 1521 hingga meninggal tahun 1527 dan Gunung Jati kembali ke Demak.

=====

Al-Fansuri dalam puisinya juga menyinggung hubungannya dengan tarekat ‘Abd al-Qadir al-Jilani di Ayutthaya, Siam. (laffan)

Di Kuba, Gubernur Kuba Diego Velazquez bawahan Spanyol, mengirimkan Hernan Cortez untuk misi eksplorasi dan penaklukan Suku Maya di Mexico dan Amerika Selatan.

Suku Maya dan kaisarnya Moctezuma II merupakan penyembah berhala dengan ritual korban manusia.

VOC Menaklukkan Jayakarta 30 Mei 1619

1619 M – Bulan Mei, Pangeran Jayakarta sedang berkonflik dengan Banten.

VOC menaklukkan kota Jayakarta dan mengganti namanya menjadi Batavia. Markas VOC yang semula di Ambon pun dipindah ke Batavia. Jan Pieterszoon Coen, perwira kejam, ditunjuk sebagai Gubernur Jenderal VOC 1619-1623. Semboyan JP Coen;

  • Dispereet niet (jangan putus asa)
  • ontziet uw vijanden niet (jangan beri ampun musuhmu)
  • want God is met ons (karena Tuhan bersama kita

Pendudukan Belanda di pulau Jawa pun dimulai. VOC zaman Jan Pieterzoon Coen korupsi dan kecurangan merajalela. JP Coen membujuk pedagang china di banten, Souw Beng Kong, agar mengajak teman-temannya pindah ke Batavia.

Mataram menaklukkan Tuban.

Aceh di bawah Iskandar Muda menyerang Kedah, sultan Kedah mundur ke Siam.

Di Madinah, Ahmad al-Qusyasyi (1583-1661) diangkat menjadi Mursyid Tarekat Syattariyah.

Mursyid Al-Qusyasyi menolak ajaran wahdatul wujud dan kelak mempengaruhi keislaman Nusantara

Muridnya:

  • Abdurrauf Singkil (Aceh)
  • Abdul Muhyi Pamijahan (Jawa Barat),
  • Yusuf al-Makassari (Sulawesi Selatan),
  • Abdul Malik bin Abdullah (Trengganu).

Di Makassar, Raja Gowa Sultan Alauddin mengirim para mubalig dari Kesultanan LuwuKerajaan Tallo dan Kerajaan Bone.

1620 M – Invasi Mataram ke Surabaya dimulai. Pasukan Mataram membendung Sungai Mas untuk menghentikan suplai air. Mataram juga menggempur dan menaklukkan kerajaan Sumedang Larang.

Perjanjian antara Belanda dan Inggris atas perdagangan rempah-rempah, berakhir dengan insiden ‘pembantaian Amboyna’, di mana sepuluh orang Inggris ditangkap, diadili dan dipenggal kepalanya karena persekongkolan melawan pemerintah Belanda. 

VOC juga mendirikan kantor dagang di Buleleng Bali dipimpin oleh Hans van Meldert untuk misi “beras, binatang, perbekalan, dan wanita (sebagai budak)”

Pembayaran kepada raja-raja Bali biasanya dilakukan dengan opium.(Hana 2004)

Aceh di bawah Iskandar Muda menyerang Perak.

1621 M – Jan Pieterszoon Coen membantai penduduk Kepulauan Banda, Maluku gara-gara menolak berdagang dengan VOC tetapi memilih dengan Inggris.

Puncak pembantaian di bulan Mei, 40 tokoh adat dibantai dengan mengerikan. Total 13.000 terbunuh, sisanya dijadikan budak dikirim ke Batavia.

Masa ini, banyak pengiriman budak dari Bali dan Maluku ke Batavia.

Di Bima, berdiri Kesultanan Bima dengan raja bernama La Kai. Kesultanan ini menguasai Pulau Sumbawa dan Pulau Flores Bagian Barat

1622 M – Mataram menaklukkan kerajaan Sukadana di Kalimantan Barat yang merupakan aliansi Surabaya. Surabaya terkepung oleh mataram.

1623 M – Johor di bawah Sultan Mahmud Shah II menjadi pusat dagang menggantikan Aceh dan Malaka. Pelabuhan utamanya di Riau (Sumatra).

Di Bali, Dalem Di Made naik tahta (periode 16231642 ) di Kerajaan Gelgel, menggantikan Dalem Seganing 

1624 M – Mataram menaklukkan Madura. Panembahan Kyai Djuru Kiting dari Mataram, dengan kekuatan 50.000 orang, menaklukkan 2000 pasukan Kraton Arosbaya – Madura.

Pangeran Madura yang masih kecil (Prasena/ Cakraningrat 1 1624-1647) diboyong ke Mataram dan kelak dinikahkan dengan anak Sultan Agung

Hanyakrakusuma mendapatkan gelar baru, Sultan Agung.

VOC mulai mendatangkan budak dari Arakan ke Batavia.

PENAKLUKAN SURABAYA OLEH MATARAM

1625 M – Surabaya dilanda bencana kelaparan akibat suplai pangan terputus oleh invasi Mataram. Jayalengkara akhirnya menyerah dan bersedia menjadikan Surabaya sebagai bagian dari Mataram.

VOC telah memiliki 8.000 budak.

Kebijakan VOC; budak akan bebas jika dinikahi, tetapi diwajibkan untuk pindah agama menjadi Kristen.

1627 M – Pemberontakan Pati pimpinan Adipati Pragola, sepupu Sultan Agung. Berhasil ditumpas.

Orang Portugis bernama Barros menyebutkan bahwa Banten sebagai kota pelabuhan besar sejajar dengan Malaka dan Sumatera.

1628 M – Invasi Mataram ke Batavia dimulai.:

– Dipati Ukur dari Priangan jalur darat

– Tumenggung Bahurekso (Bupati Kendal), jalur laut.

Sayangnya kedua pasukan tak berkoordinasi dengan baik. Dipati ukur tak sabar menyerang Batavia mendahului Bahurekso dan mengalami kekalahan.

Sesudah Dipati Ukur kalah, Bahurekso baru datang dari arah laut. Penyerangannya pun mngalami kekalahan.

Peristiwa selanjutnya merupakan ironis, yaitu peperangan Mataram untuk menghancurkan kekuatan Dipat Ukur yang dianggap desersi.

1629 M – Mataram kembali menyerbu Batavia, namun kembali mengalami kekalahan. Walaupun begitu, pasukan Mataram berhasil membendung dan mengotori Sungai Ciliwung yang mengakibatkan wabah kolera melanda Batavia. Gubernur Jenderal VOC pertama, JP Coen tewas.

Beberapa pendapat tentang tewasnya JP Coen;

  • Versi Belanda ; karena kolera
  • versi lainnya; serangan bala tentara Sultan Agung dari Mataram. 

Gara-gara kekalahan ini, para pujangga istana Mataram menciptakan mitos Nyi Roro Kidul sebagai kompensasi kekalahan Sultan Agung saat menyerang Batavia, sekaligus gagal menguasai jalur perdagangan di Pantai Utara Jawa.

Larangan memakai kain hijau agar tidak identik dengan warna tentara VOC

(Pramoedya Ananta Toer)

A.S. Laksana meparodikannya sebagai tokoh Murjangkung.

Kelak, muncul isu hantu Murjangkung alias hantu kepala buntung Jan Pieterszoon Coen di sekitar museum wayang jakarta.

Kesultanan Aceh dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda menyerang Portugis di Melaka dengan armada yang terdiri dari 500 buah kapal perang dan 60.000 tentara laut. Namun gagal.

MATARAM vs GIRI KEDATON (GIRI III)

1630 M – Sultan Agung mengirim utusan ke Gresik agar Giri Kedaton bersedia menjadi bawahan Mataram, namun ditolak oleh Sunan Kawis Guwa, penguasanya saat itu. Akibatnya, Mataram menyerbu Giri Kedaton. Pertempuran besar terjadi hingga enam tahun berikutnya.

Ketiga anak Kawis Guwa menyingkir ke hutan

  •  Jayengresmi,
  • Jayengsari, dan
  • Rancangkapti

POROS ULAMA; Aceh, Banten, Mataram, Makassar

1630 M – Sultan Aceh Iskandar II (berkuasa 1636–1641), memimpin ziarah ke makam “para leluhur” di Pasai. Di masa ini ada ulama Syams al-Din al-Sumatra’i/ Syamsudin Sumatrani (alias Syams al-Din dari Pasai, w. 1630), penganut tarekat Naqsyabandiyah. 

Posisi Syams al-Din dari Pasai kemudian digantikan oleh Kamaluddin .

Syamsudin Sumatrani dan Kamaluddin ada ketidak cocokan dengan Syattariyah yang kelak dibawa oleh Singkel/ Syiah Kuala.

Dibanten, Raja Abd al-Qadir (berkuasa 1626–51) mengirim ulama banten menuju Mekkah untuk menemui Syarif Zayd (berkuasa 1631–66) untuk meminta penjelasan tiga risalah.(sehubungan dengan konflik Kamaludin dan arraniri di Aceh)

Shah Jehan di India membangun Taj Mahal sebagai makam bagi istrinya.

1631 M – Pemberontakan Sumedang.

Di Bone, La Maddaremeng naik tahta (1631-1640); menerapkan aturan Islam dan menghapus perbudakan. Kerajaan tetangganya Gowa (Sultan Alauddin) walaupun juga muslim, namun keberatan dengan aturan tersebut.

1632 M – Cirebon yang setia pada Mataram berhasil memadamkan pemberontakan Sumedang.

Di Tasikmalaya, Pemberontakan Dipati Ukur ditumpas. Dipati Ukur dihukum mati oleh Sultan Agung.

Di Gowa,  datang Sayid dari Hadramaut bernama Sayid Jalaluddin bin Muhammad Wahid al-Aidid. Mengajarkan “tradisi Maudu Lompoa” pada tiap tanggal 12 s/d 30 Rabiulawal

1633 M AWAL KALENDER JAWA – ANNO JAVANICO

1633 M – Mataram menyerang Blambangan yang oleh Bali segera dilepas.

Menak Seruyu/ Singasari/ Tawang Alun 1 naik tahta (1633-1639)

Tentara Bali yang dipimpin oleh Gusti Wayahan Pamedekan dari kerajaan Gelgel Raja Dalem Di Made mengalami kekalahan (Babad Ratu Tabanan)

sultan Agung ziarah ke makam Tembayat.

Sultan Agung mengesahkan Kalender Jawa Anno javanico yang telah dirintis sejak zaman Walisongo. 

  1. Raditya; Minggu
  2. Soma (Senin; Jw: Senen),
  3. Anggara (Selasa),
  4. Buda (Rabu, Jw: Rebo),
  5. Wrespati (Kamis, Jw: Kemis),
  6. Sukra (Jumat; Jw:Jemuwah),
  7. Saniscara1/ Tumpek2 (Sabtu)

Nama Bulan

  • Suro
  • Sapar
  • Mulud
  • dst

Oosterwijck, Utusan diplomasi VOC tiba di Bali, dalam rangka aliansi melawan Mataram.

Namun penguasa tunggal Pulau Bali (Dalem Di Made?) tengah sibuk mempersiapkan upacara kremasi bagi permaisuri dan anak laki-lakinya (Upacara Suttee).

Sang ratu dan putranya kala itu dibakar bersama budak-budaknya.(Miguel Covarrubias, Island of Bali (1974: hlm. 377)

Saat proses kremasi ratu, 22 budak perempuan melemparkan diri ke kobaran api setelah menikam sendiri atau mendapat tikaman keris dari algojo.

Sementara dalam prosesi pemakaman dua putra raja, 42 perempuan dan 34 perempuan ditikam dan dibakar, termasuk dua istri utama dari dua pangeran.

Peta Maluku oleh Willem Blaeu (1630)

1634 M – I Gusti Agung Putu, raja Mengwi mendirikan pura Ulun Danu di ujung danau Beratan (lontar babad Mengwi)

Di Hitu Maluku, Kakiali/ Kapitan Hitu (murid Giri dari Jawa), Pattiwane, Tahalele dan didukung Sultan Gowa Makassar, Alaudin Tumenanga Ri Gaukanna, memimpin perlawanan terhadap VOC (perang Hitu I tahun 1634 – 1643).

VOC segera membangun benteng Amsterdam di Leihitu 

Di Makassar, Bone diserang lagi oleh Gowa dan ditaklukkan. bagsawan Bone dijadikan sandera.

1635 M – Di Batavia, Gebernur Jenderal Hindia Belanda, Antonio van Diemen membuat kontrak Perjanjian Dagang dengan Kesultanan Banjar, yang diwakili oleh Syahbandar Ratna Diraja Godja Babouw.

Kompeni Belanda di wakili oleh: Hendrik Brouwer, Antonio van Diemen, Jan van der BurghSteven Barentszoon.

Di Gowa, Sayed Ba’Alwy Bin Abdullah Thahir Tuang Karama’mendirikan pesantren di Bontoala. kelak menjadi tempat belajarnya Syeh Yusuf Makassari di usia 7 tahun (1628-99).

1636 M – Perang Mataram (dibantu pangeran Pekik Surabaya) vs Giri Kedaton berakhir. Giri Kedaton takluk dan dianeksasi oleh Mataram.

Mataram juga menundukkan kesultanan Palembang di Sumatra Selatan.

Mataram akhirnya dapat menaklukkan Santaguna, Blambangan setelah berperang 3 tahun lamanya. lalu bergerak ke Bali yang saat itu dibantu oleh Belanda.

Di Aceh, kematian Sultan Perak yang mengungsi; Salehuddin Syah (berkuasa 1630–1635). kesultanan Aceh mengantinya dengan mengangkat seorang pangeran dari Siak; Muzaffar Syah II (memerintah 1636–1654) juga mengklaim keturunan Sang Sapurba.

1637 M – Raden Mas Kembar/ Tampauna memimpin Blambangan.

Tawang Alun I ayahnya menyingkir karena serbuan Mataram.

Mas Kembar anak Tawang Alun I Memindahkan keratonnya ke Kedhawung, sekitar Panarukan, Situbondo, sehingga bergelar Pangeran Kedhawung.

Pada masa Mas Tampauna ini, Blambangan selalu menjadi rebutan antara Dewa Agung, Bali dan Sultan Agung Mataram.

Kisah yang berbeda menyebutkan bahwa Tawang Alun II dijadikan Raja perwakilan Mataram.

Cendekiawan Gujarat Nur al-Din al-Raniri (w. 1658) tiba di Aceh. Kelak menjadi rival Ulama Kamaluddin.

Namun akhirnya Kamaluddin dieksekusi karena berpemahaman seperti Siti Jenar. Karya-karyanya dibakar.

1638 M – Di India, VOC dan Portugis bertempur memperebutkan kendali kerajaan Goa.

1639 M – Pasukan Mataram menyeberang ke Bali, dihadang oleh I Gusti Ngurah Jelantik (VI) dari Gelgel dimasa Dalem Di Made, yang memenangi pertempuran di Pantai Kuta.

=============

Pasukan Mataram pulang dengan membawa tawanan sisa pasukan Blambangan untuk diperbudak, sedangkan putri-putri Blambangan, dijadikan “inang” (pengasuh anak) putra-putri Raja Mataram, bahkan ada yang diminta untuk menyusui putra-putra Raja Mataram supaya memiliki darah keperwiraan seperti prajurit-prajurit Blambangan yang gagah perkasa. Sampai sekarang di Keraton Mataram ada sebuah kaputren, yang kemudian disebut Kaputren Blambangan.
(penuturan lisan Bernard Arps)

=============

1640 M – Lombok melepaskan diri dari Bali Gelgel.

Ulama Aceh Fansuri menuju Mekkah Arab Saudi.

Bendera Tunggul Wulung

1641 M – Di Malaka, Portugis takluk sesudah dikepung pasukan Johor dari Darat dan pasukan VOC dari laut. 

Kerajaan Bengkalis, Siak, Kampar, Inderagiri di Sumatra tunduk kepada Johor.

VOC kini fokus pada peperangan di Maluku

Di Jawa, Sultan Agung menggubah Serat Nitipraja.

Utusan Sultan Agung tiba kembali di jawa usai kunjungan ke Turki Ottoman dan Mekkah. Membawa Oleh-oleh:

– Bendera yang kemudian di beri nama Kyai Tunggul Wulung

– Guci

Sultan Agung bersama Sultan Iskandar Tsani (Iskandar II) dari Aceh sepulang untuk persekutuan dengan Turki Utsmani (Ottoman) pada masa Sultan Murad IV.

Ironisnya, anaknya kelak justru bekerja sama dengan VOC.

Tahun ini juga Sultan Aceh Iskandar II meninggal lalu digantikan oleh istrinya; Safiyyat al-Din (1641–75).

Safiyatuddin membina hubungan dengan Gujarat.

Tahun ini diduga ada dongeng kapal VOC bernama Flying Dutchmen pimpinan Willem van der Decken menghilang dan menjadi hantu.

1642 M – ‘Abd al-Ra’uf al-Sinkili (1615–93) memulai perjalanannya menuju Mekkah madinah selama 15 tahun.

1643 M – Di Aceh, Sayf al-Rijal/ Sayf al-Din al-Azhari (w.1653) murid Kamaluddin yang dieksekusi, mulai berselisih dengan ArRaniri. Raniri pengikut Tarekat Rifaiyah, yang didirikan oleh Ahmad Rifa’i

Di Hitu Maluku, perang dilanjutkan oleh Telukabessy (Muhammad Uwen) dan Imam Ridjali (Perang kapaha 1643-46)

1644 M – Yusuf al-Maqassari (alias Syekh Yusuf Tajul-Khalwati, 1627–99) dari Kerajaan Gowa, Sulawesi selepas belajar dengan Syekh Jalaluddin Aidit, ulama asal Aceh di pesantren Cikoang, juga pergi ke Arabia, mampir ke Banten dan Aceh.

Kerajaan Bone di bawah La Maddaremeng, ditaklukkan oleh aliansi Gowa, Wajo, Soppeng dan Sidenreng dibawah Sultan Malikussaid (Raja Gowa XV periode 1639-1653) 

MASA KELAM MATARAM dan PERLAWANAN TRUNOJOYO

1645 M – Sultan Agung wafat. Sebelumnya, ia memerintahkan pembangunan Imogiri sebagai pusat pemakaman keluarga bangsawan kesultanan Mataram. Raden Mas Sayidin naik tahta menggantikan ayahnya dan bergelar Sultan Amangkurat I yang pro-VOC (1619–1677). Amangkurat I juga sangat membenci Ulama.

Di Maluku, VOC memenangkan pertempuran. Pemimpin perlawanan penerus Kakiali yaitu Telukabesi/ Telukabessy, menyerah, bersedia masuk Kristen namun tetap dihukum mati oleh VOC.

Raja Gelgel Dalem Di Made mengirimkan pasukan ke Lombok di bawah menteri Anglurah Agung. Lombok dijadikan rebutan dengan Makassar.

1646 M – Mataram kembali menjalin hubungan dengan VOC.

Raden Mas Alit, adik Amangkurat I, melancarkan perlawanan pada 1648 (Joko Darmawan, Mengenal Budaya Nasional: Trah Raja-raja Mataram di Tanah Jawa, 2017: 17).

Cakraningrat I dan anak sulungnya Demang Malayakusuma (ayah Trunojoyo) gugur saat pemberontakan Pangeran Alit di alun-alun Plered

Alit juga terbunuh.

Dua hari kemudian, Amangkurat I melakukan Pembantaian terhadap para ulama dan keluarganya (sekitar 5.000–6.000 orang) untuk mengamankan pemerintahannya. 

 1647 M – Ibukota Mataram dipindah ke Plered.

1648 M – Mulai terjadi konflik Internal di Mataram, masa pembantaian ulama yang anti VOC dan mataram. (Rijcklofs van Goen, De vijf gezantschapsreizen naar het hof van Mataram, 1648-1654 (1956).)

kelak Trunojoyo cucu Sultan Agung memimpin perlawanan.

Di Batavia, dibangun kanal Molenvliet mulai dari depan harmoni di berakhir di pos keamanan “Bantenburg” (Glodok sekarang).

Di Ternate juga mengalami konflik saat suksesi;
– Para petinggi kerajaan menginginkan Manilha
– ulama Muslim lebih menyukai Kalamata.
– VOC memilih Mandarsyah.

Akhirnya Mandarsyah menjadi sultan (1648-75)

1649 M – Sultan Cirebon, Panembahan Girilaya diundang oleh Amangkurat I untuk mengunjungi Mataram. Sesampainya di sana, ia dan kedua putranya (Martawijaya dan Kartawijaya) justru dilarang kembali ke Cirebon, dijadikan tawanan dan dipaksa untuk tinggal di Mataram.

Ini akibat kelicikan Amangkurat I yang khawatir jika Cirebon bersatu dengan Banten.

Tirtayasa dari Banten segera mengangkat Pangeran Wangsakerta sebagai wali sultan (Cirebon).

1650 M – Di Madinah,  Abd al-Ra’uf al-Sinkili/ Abdul Rauf Singkel dari Aceh menemukan guru yang sesuai yaitu Ahmad al-Qusyasyi (1583–1661), Syattariyah.

Singkel juga berguru ke Ibrahim al-Kurani (w.1690) (Mursyid , Naqsyabandiyah, Qadiriyah, dan Syattariyah)

Sedangkan Yusuf Maqassari yang awalnya naqsyabandi, memilih Khalwatiyyah dan dibaiat di Damaskus oleh Ayyub al-Khalwati (1586–1661).

Di Madinah,  Mursyid Syattariyah Ahmad al-Qusyasyi wafat, Ibrahim al-Kurani (w.1690) (Mursyid , Naqsyabandiyah, Qadiriyah, dan Syattariyah)

Ijazah Yusuf Maqassari diperoleh dari;

  • Aceh: Syekh Nuruddin Ar Raniri; Tharikat Al Qariyah.
  • Yaman; Syekh Abi ‘AbdiHah Muhammad Abdul Bagi; Tharikat Naqsyabandiyah.
  • Yaman; Sayid Ali/ Syed Ali al-Zubaidy; “Assadah Al Ba ‘alawiyah”
  • Madinah; Syekh Burhanuddin Al Mulla bin Syekh Ibrahim bin al Husain bin Syihabuddin Al Kurdi Al Kaurani Madani/ Mullah Ibrahim al-Kawrany (w. 1690), Syaikh Ahmad al-Qusysyi (w. 1661), dan Hassan al-Ajamy (w. 1701); Syattariyah
  • Damaskus: Syekh Ahu’l Barakat Ayub bin Ahmad bin Ayub Al Khalwati al Qurasyi; Khalwatiyah. Diberi gelar “Taju ‘l Khalwati Hadiyatullah”

Di Ternate, Sultan Mandarsyah digulingkan oleh Kudeta Internal dan segera berlindung di fort oranje meminta bantuan VOC.
Manilha yang mempunyai gangguan mental diangkat menjadi Sultan Ternate

PERANG HUALMUAL DI MALUKU 1651-1656 M

1651 M – Sultan Ageng Tirtayasa (1651-83) naik tahta di Banten.

Di Bali, Muncul pemberontakan Gusti Agung Maruti/ Anglurah Agung atas Gelgel. Kerajaan Gelgel runtuh karena konflik internal.

Dewa Agung Jambe pewaris tahta sah pengganti Dalem Di Made (wangsa Kepakisan), menyingkir ke Samarapura di Klungkung dan kelak mendirikan kerajaan Klungkung.

Di Malaysia, VOC merebut Kerajaan Perak.

Di Maluku, pembunuhan terhadap saudara perempuan Capitein Ferheijden yang terjadi di Benteng Wanthrouw, Manipa.

Majira dan Pangeran Saidi membuat benteng di Lokki, Seram dan memulai perlawanan terhadap VOC, Arnold de Vlamingh van Oudshoorn yang beraliansi dengan Mandarsyah (perang Ambon/ Huamual/ Hoamoal 1651-56)

Levinus Bor, juru tulis VOC, menggambarkan dengan detail penghancuran Huamual (Seram Barat), bumi hangus, pembantaian dan pengusiran penduduk.

1652 M – Mataram menyerahkan wilayah Bekasi kepada VOC.

Di Blambangan, Tawang Alun/ Begawan Bayu naik tahta di Blambangan menggantikan Tampauna..

PERANG MAKASSAR vs VOC

1653 M – Di Makassar, Sultan Hasanuddin mulai memerintah Kerajaan Gowa (1653-1669)

Makassar mengirimkan armada membantu perlawanan Hoamoal di pulau Seram.

Makassar juga mengirim delegasi diplomatik ke Mataram di Jawa, namun ditolak olehAmangkurat I karena bukan Hasanudin sendiri yang datang (Hamka, Dari Perbendaharaan Lama)

Di Batavia, diangkat Gubernur-Jenderal Hindia Belanda yang ke 12, Joan Maetsuycker (1653 – 1678)

1655 M – Akhri perang Huamual di Pulau Seram Maluku.  Cengkih ditebang semuanya di Huamual. Cengkih hanya boleh ditanam di pulau Ambon, Haruku, Saparua, dan Nusa Laut dengan kontrol ketat VOC.

Kawasa Sangadji bersama anaknya Kapitan Yongker dijadikan budak atau dibebaskan jika menjadi pasukan VOC.

VOC dibawah Joan Maetsuycker juga mengusir penduduk pulau Buru. mendirikan pos di Manado, perjanjian damai dengan Banten.

Tawang Alun Blambangan memindahkan keratonnya ke keraton Macan Putih.

1656 M – 14 Agustus 1656, untuk pertama kalinya Jonker dan bekas budak Ambon melihat kota Batavia.

Ia dan pasukannya ditempatkan di daerah Marunda, Cilincing. Kawasan inilah yang kemudian sohor dengan nama Pajongkoran. Jonker dan laskar Ambon sering bentrok dengan orang-orang Banten yang melawan VOC

Di Mugahl, François Bernier dalam perjalanannya sempat melihat ritual Sati.

“Di Lahor saya melihat janda muda cantik yang dikorbankan, umurnya tak lebih dari dua belas tahun. Makhluk kecil malang itu tak berdaya di depan lubang yang mengerikan: kepedihan pikirannya tidak dapat dijelaskan, ia gemetar dan menangis dengan sedihnya.
Tiga atau empat Brahmana, dibantu oleh seorang wanita tua yang menggendongnya di bawah lengan, memaksa korban, mendudukkannya di kayu, mengikat tangan dan kakinya, jangan sampai dia melarikan diri, kemudian makhluk tak berdosa dibakar hidup-hidup. “

1658 M – VOC menaklukkan Portugis di pulau Mannar.

Kapitan Yonker memimpin bekas laskar perang Hoamoal setelah Kapiten Tahalele meninggal di Ceylon.

Kelak memimpin ekspedisi ke;

  • Sulawesi (1667-1669),
  • Madura/Trunojoyo (1679),
  • Palembang & Jambi (1681),
  • Banten (1682-1683).

1659 M – VOC menduduki Palembang. Kekuasaan Mataram di Sumatra pun lenyap.

Aliansi Blambangan – Bali untuk melepaskan diri dari Mataram. Pertempuran terjadi dan berakhir dengan dikuasainya ibukota Blambangan oleh pasukan Tumenggung Wiraguna Mataram. Sang Prabu Tawang Alun dan pengikutnya mundur ke Bali.

Di Surabaya, Pangeran Pekik bin Jayalengkara, mertua Amangkurat I, naik tahta (1659-1678).

Di Mataram, Amangkurat I mulai mengeksekusi keluarga kerajaan yang dicurigai hendak makar.

1660 M – VOC Belanda dibawah Joan Maetsuycker memerangi Kerajaan Gowa Makasar dibawah Sultan Hasanuddin.

Hasanudin memerintahkan kerja paksa rakyat dan Bangsawan Bugis bone untuk membangun kanal pemisah dengan VOC.

Aru Palakka dan Tobala Arung Tanette bangsawan Bone, memberontak melawan Karaeng Sumanna panglima Gowa. Tobala terbunuh tetapi Aru Palakka berhasil lolos ke Batavia dan menghimpun pasukan di Muara Angke Batavia (Toangke).

Di Banten, Putra Gowa yang pulang dari Arabia, Yusuf al-Maqassari/ Syekh Yusuf Taj al-Khalwati/ Yusuf Tajul Khalwati (1629-1699), menikah dengan putri Banten.

Awal hubungan antara Kerajaan Banten – Gowa, Makassar. Al Maqassari sebagai Khalwatiyah, menekankan perlunya keseimbangan antara Syari‘ah dan Sufisme dalam ajaran-ajarannya.

Pengusiran umat katolik dari Makassar menuju Larantuka, Flores.

Di Bali,  I Gusti Anglurah Panji Sakti mendirikan kerajaan Buleleng (1660-1700).

1661 M – Putra mahkota Mataram anak Amangkurat 1, yaitu Raden Mas Rahmat yang masa kecilnya di surabaya bersama sang kakek (pangeran Pekik), melancarkan aksi kudeta setelah terlibat perselisihan dengan sang ayah, namun mengalami kegagalan. Mas Rahmat Minta bantuan ke Trunojoyo, (namun kelak Mas Rahmat akan berbalik memusuhi Trunojoyo).

Amangkurat I mengutus anaknya yang lain, Raden Mas Darajat (Pangeran Puger) untuk meminta bantuan VOC di batavia.

Di Bali, patih Anglurah Agung/ Gusti Agung Di Made/ I Gusti Agung Maruti memberontak atas kekuasaan dari Dalem Di Made Raja Gelgel (atau tahun 1651?).

1662 M – Syekh Abdurrauf as-Singkili (syiah Kuala) menyebarkan tarekat Syattariyah yang terkenal di India ke  Aceh hingga pantai barat sumatera (padang pariaman), hingga kelak ke seluruh Nusantara. 

Tarekat syattariyah mirip ajaran Syiah; meyakini bahwa sanad/ silsilahnya tersambung kepada Rasulullah SAW.

Mereka meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW–menunjuk Ali bin Abi Thalib sebagai wakilnya, lalu Hassan dst hingga kelak dipercayai bahwa Abdurrauf Singkel sebagai wakil di Nusantara.

Singkili juga menerjemahkan Al Quran ke bahasa Melayu ( Tarjuman al-Mustafid)

Sepeninggal Singkili/ Syiah Kuala, aktivitas dilanjutkan oleh Muridnya, yaitu Syekh Burhanuddin Pariaman (Ulakan), sesama tarekat Syattariyah, yang mulai mendirikan Surau di Tanjung Medan dan di Ulakan. 

Kerajaan Pagarruyung berangsur menjadi Kerajaan Islam. Gelar Raja berubah menjadi Sultan.

Struktur masyarakat Hindu (Kasta) juga berubah.

  • Brahmana => Sidi dan Tuanku (Ulama).
  • Ksatria => Sidi/ Bagindo (laki)/ Puti (perempuan).
  • Waisya => Sutan
  • Sudra atau Paria = Marah.
  • Untuk kelompok Sidi/ Bagindo, panggilannya Ajo
  • Untuk kelompok Marah, panggilannya Uda.

Salah satu murid Syiah kuala, Abd al-Muhyi Pamijahan (1640– 1715), bermukim di Kota Karangnunggal di Jawa Barat.

VOC memantapkan diri di Batavia

1663 M – VOC mengalahkan portugis di cochin

1665 M – Di Bali, VOC berkontak dengan Anglurah Agung, Raja Gelgel pemenang kudeta.

1665 – 1666 M – Di Sumatra, rakyat Minang (Pemberontakan Pauh) memberontak terhadap VOC dan menewaskan Jacob Gruys – perwakilan VOC di Padang.

Arung Palakka/ Aru Palakka, Pangeran Bone yang melarikan diri ke Batavia, mulai bekerja sama dengan Speelman Belanda, dikirim untuk memadamkan pemberontakan pesisir barat Sumatra/ Pariaman.

Jonker juga dikirim. Ekspedisi ini sukses. Bahkan Arung Palakka dijadikan Raja di Minang.

Arung Palakka juga mempersiapkan perlawanan ke Sultan Hasanuddin di Gowa, Makassar.

Akhir tahun 1666 M, Speelman, Arung Palakka dan Jonker menyerbu Makassar.

Di Manado, Pembangunan Benteng Niew Amsterdam menandai akhir pengaruh Katolik di Sulawesi Utara. Orang Katolik di Manado dan di tempat-tempat lain dijadikan Protestan.

Di Kupang, mulai terjadi konflik antara Katolik dukungan Portugis dengan Protestan Belanda.

Portugis sangat mempertahankan penguasaannya atas Timor. 

Di Sulteng, Syarif Ali bersama dengan putranya, Syarif Mansur, menyerang markas VOC di Manado.

Di Turki di masa Sultan Ottoman, Seorang yahudi Nathan dari Gaza mengklaim sebagai Nabi dan berjumpa dengan Tuhan.(Gershom Scholem, Sabbatai Sevi: Mesias Mistik , 204.)
Nathan dari Gaza yang juga Tabib lalu mengangkat Sabbatai Zevi (Rabi Yahudi dari Smyrna, 1626-1676) sebagai Messiah Yahudi setelah menyembuhkannnya. (menurut Gershom Scholem; Sabbatai Zevi menderita “psikosis manik-depresif”)

Klaim ini mengawali gerakan pemberontakan Sabbatean yang berpusat di Gaza, karena dimusuhi oleh Rabi Jerusalem.

Perang Makassar (1666-1669)

1667 M – Di Makassar, di tengah pertempuran melawan Speelman yang didukung Aru Palakka, Hasanuddin mengangkat lagi Raja Bone La Maddarameng agar pasukannya yang berasal dari Bone tidak desersi. Sialnya, La Maddarameng berujar bahwa dirinya akan turun dan menyerahkannya pada Aru Palakka.

Maka pertempuran hebat tak terhindarkan, antara Sultan Hasanudin dibantu Karaeng Karunrung melawan Arung Palakka yang dibantu oleh VOC.

Saking hebatnya, VOC menjuluki Sultan Hasanudin sebagai “Ayam Jantan dari Timur”, De Haantjes van Het Osten.

1668 M – Di Padang, VOC Regent Jacob Pits bekerja sama dengan Raja Pagaruyung, termasuk dalam rangka menghadapi Aceh.

Di Turki, Sabbatai Zevi, rabi yahudi masuk Islam. Sebagian pengikutnya ada yang tidak percaya

Sebelumnya, Oleh Wazir agung Köprülüzade Fazl Ahmed Pasha (atas nama Sultan Kesultanan Utsmaniyah Mehmed IV), Sabbatai Sevi diberi pilihan;

  • Dihukum mati atau
  • masuk Islam .

Sabbatai Sevi memilih masuk Islam

Di Mataram, Amangkurat I mulai berselisih dengan anaknya Adipati Anom berebut perempuan bernama Rara Oyi.

Pangeran Pekik menculik menantunya, Rara Oyi dan dibawa ke Surabaya. Amangkurat I murka.

1669 M – Di Surabaya, Pangeran Pekik, mertuanya sendiri dibunuh oleh Amangkurat I .

Mas Rahmat diampuni dengan syarat membunuh Rara Oyi dan menyerahkan putra mahkota pada Puger.

Di Padang, 7 Agustus, pemberontakan masyarakat Pauh dan Koto Tangah melawan monopoli VOC. (Dijadikan Hari Lahir kota Padang)

Di Makassar, Kerajaan Gowa takluk. Speelman dari VOC memaksa Sultan Hasanuddin, untuk menandatangani Perjanjian Bongaya/ Bungaya, yang menyerahkan kontrol perdagangan ke Perusahaan Hindia Belanda.

Pelarian Makassar banyak yang menuju Banten. kelak perlawanan Makassar – banten melawan VOC – Bugis dipimpin oleh Syeh Yusuf.

Sisanya menjadi bajak laut dengan target kapal VOC, hingga VOC membuat sayembara bahwa siapapun yang dapat menangkap perahu-perahu keturunan sultan Wajo (berjumlah 4 buah) yang disebut Iinun  akan diberi hadiah sepuluh ribu ringgit.

Daeng Nachoda, pelarian Bugis pindah ke Jembrana. (Peninggalan sumur Bajo). 

Karaeng Galesong/ I Maninrori 14 tahun (1655-..) sang pangeran Gowa anak Hasanuddin melarikan diri ke Banten, Lombok -> Bali -> akhirnya kelak bergabung dengan Trunojoyo.

Kerajaan Mandar dibawah Mara’dia Balanipa yang memihak Gowa, tetap memerangi VOC dan Bone.

Di Aceh, Abdul Muhyi Pamijahan, 19 tahun, baru tiba untuk berguru ke Abdurrauf Singkil

1670 M – Jambi didukung VOC memerangi pelabuhan Johor. 

Di Kebumen, Petinggi Mataram Kyai Pangeran Bumidirjo melepaskan kebangsawanannya setelah berselisih dengan Amangkurat I. Kyai Bumi lalu membangun pesantren Ki Bumi

Di Surabaya, Mas Rahmat menyusun kekuatan dengan Raden Kajoran dan Trunojoyo muridnya.

Kelak. Raden Kajoran/ Panembahan Rama (keturunan Sayyid Kalkum, saudara Sunan Tembayat) dari Klaten meminta bantuan untuk bergabung dengan perjuangan Trunojoyo.

1671 M – Di Sulawesi Selatan, Arung/ Aru Palakka menyerbu dan berhasil mengalahkan Mandar.

Bulan Oktober, pelarian Gowa pangeran Karaeng Galesong dan pengikutnya tiba di Banten, segera bergabung dengan Tirtayasa.

Yusuf Maqassari diangkat menjadi Mufti Banten oleh Tirtayasa.

Putra Tirtayasa, yaitu Sultan Muda, dengan gelar Sultan Ahu’n Nashar Abdul Kahar/ Sultan Haji, memulai misi diplomatik ke Turki Utsmani (HAMKA, Perbendaharaan Lama).

Kelak Sultan Haji malah berkhianat dan tunduk ke VOC

TRIO PENGUASA NUSANTARA; ARUNG PALAKKA, SPEELMAN, JONKER

1672 M – Arung Palakka naik tahta menjadi Raja Bone (1672–1669)/ Arungpone menggantikan La Madaremmeng yang turun tahta dan mulai merajai perairan nusantara dengan pelaut pelaut Bugis.

Arung Palakka dan Arung Bakke Todani juga diberi hadiah dan penghargaan medali emas oleh VOC.

Membina Aliansi dengan Cornelis Janszoon Speelman Belanda dan Kapiten Jonker – Ambon (1620-..). Ketiganya membangun persekutuan rahasia dan memegang kendali atas VOC pada masanya, termasuk monopoli perdagangan emas dan hasil bumi.

Menurut I.O. Nanulaitta, nama asli Jonker adalah Ahmad Sangaji/ Achmad Salehua, seorang muslim Ambon namun mengabdi ke VOC menjadi Joncker Jouwa de Manipa.

“Pasukan-pasukan Jonker biasanja bersenjata parang atau pedang dengan Salawaku (perisai). Hanya dalam ekspedisi-ekspedisi, mereka diberi bedil. Pakaian mereka baju dan celana pendek. Opsir-opsir mereka memakai topi perang dari tembaga (stormhead),” tulis I.O. Nanulaitta.

Walaupun memihak VOC, kelak Kapitan Jonker dikenang oleh Masyarakat Maluku, terutama di Manipa , sebagai FESTIVAL KAPITAN JONGKER

Gunung merapi meletus dan wabah kelaparan di Jawa.

1673 M – Di Malaysia, Jambi didukung VOC memerangi pelabuhan Johor Lama dan Batu sawar. 

PERLAWANAN TRUNOJOYO CUCU SULTAN AGUNG

1674 M – Di Jawa Tengah, Raden Kajoran/ Panembahan Rama menuju Banten untuk meminta bantuan Tirtayasa dan Karaeng Galesong.

Di Madura, Trunojoyo/ Trunajaya/ Panembahan Maduretno, putra Demang Melayakusuma dibantu Karaeng Galesong., memerdekakan diri dari kekuasaan Mataram yang pro-VOC.

ia mendeklarasikan diri sebagai Raja Madura yang kedudukan dan kekuasaannya sejajar dengan penguasa Mataram.

Pamannya Cakraningrat II (anak kedua Cakraningrat 1) dibuang ke hutan Lodaya Blitar.

Di Sulawesi Selatan, dilakukan Perjanjian Lanrisang; yaitu Mandar takluk terhadap Arung Palakka dan VOC.

Di Ternate, Mandar Syah meninggal karena wabah. Sultan ke-12 naik tahta Sibori Amsterdam (sm 1654-w. 27 April 1690), anak Mandarsyah.

Tahun yang sama, terjadi tsunami yang menghantam Kota Ambon

1676 M – Di Manado, Misionaris Belanda Protestan Pendeta Ds. Montanes dari Nederlandsche Zending Genoodschaap (NZG) tiba di Manado, bertemu dengan pemeluk Katolik binaan Peter Diego De Magelhaes dari tahun 1563 M (100 tahun yang lalu)

Di Pesisir Jawa, Laskar Madura pimpinan Trunojoyo dibantu Giri Kedaton, melawan Mataram yang dipimpin oleh Adipati Anom/ Mas Rahmat. Berturut-turut berhasil menduduki Lasem, Rembang, Demak, Semarang, dan Pekalongan. (Pertempuran Gegodog)

Trunojoyo membangun markas di Surabaya.

Gunung Merapi meletus.

Bulan Desember, Cornelis Speelman menanggapi permintaan bantuan dari Raden Mas Darajat yang mewakili Amangkurat I, mengirim armada berkekuatan lima kapal perang dari Batavia, berisi 1.900 orang pasukan gabungan dari Jepara menyerbu Surabaya.

Pasukan Trunojoyo mundur ke Kediri.

Mas Rahmat berbalik memusuhi Trunojoyo karena;

  • Khawatir Trunojoyo malah menjadi penguasa Mataram
  • Merasa lebih berhak menjadi putra mahkota dibanding pangeran Puger (dari keluarga Kajoran, pihak pemberontak).

Di Blambangan, Tawang Alun memerdekakan diri dari jajahan Mataram.

1677 M – Ketika VOC menguasai Surabaya, pasukan Trunojoyo dipimpin oleh Raden Kajoran dan pasukan Karaeng Galesong berturut-turut menduduki Tegal, Cirebon, dan Banyumas, hingga akhirnya berhasil menguasai dan menjarah ibukota Mataram di Plered. Amangkurat I pun terpaksa meninggalkan keraton dan kemudian wafat dalam pelariannya di Tegalwangi.

Menurut Babad Tanah Jawi kematian Amangkurat I dipercepat karena minum air kelapa yang telah diisi racun oleh Raden Mas Rahmat. Amangkurat I dimakamkan di Desa Tegalwangi, sehingga berjuluk Sunan Tegalwangi.(??)

Kisah yang lain, sebenarnya Amangkurat I mulai gila dan mngembara kesana kemari. Kondisi ini memaksa VOC mengangkat sebagai Amangkurat II (1677-1703). (Hamka, Dari Perbendaharaan Lama)

Mas Derajat/ Pangeran Puger menyingkir ke desa Jenar dan membangun istana baru bernama Keraton Purwakanda. Ia mengangkat diri sebagai raja bergelar Susuhunan ing Ngalaga atau yang kemudian dikenal sebagai Sunan Ngalaga.

Sunan Ngalaga sempat merebut kembali Istana Plered dan mengklaim sebagai raja mataram.

Dua Tawanan pangeran Cirebon di Mataram di bebaskan dan dipulangkan ke Cirebon.

===

Mas Rahmat/ Adipati anom naik tahta sebagai sultan Mataram bergelar Amangkurat II (1677-1703) di istana baru di hutan Wanakarta (cikal bakal Keraton Kartasura). Ia mengadakan perjanjian dengan Cornelis Speelman VOC di Jepara untuk mengalahkan Trunojoyo. 

Amangkurat II, yang dikenal sebagai amangkurat kapindo/ Sunan Amral (admiral, suka mengenakan seragam VOC), dalam menaklukkan Trunojoyo, dibantu oleh bangsawan Surabaya; Anggawangsa (Hanggawangsa/ Jayengrana/ Jangrana) dan kakaknya, Anggajaya (Onggojoyo).

=====

Anggawangsa dan Anggajaya  adalah anak Ki Ageng Brondong/ Kyai Lanang Dhangiran, pemilik padepokan/ pesantren.

===== 

Trunojoyo terusir dari Surabaya dan Maduro; Jayengrana dijadikan Tumenggung di surabaya. Anggajaya memperoleh Pasuruan.

Semarang diserahkan ke kendali VOC.

Di Cirebon, Pangeran Wangsakerta mengadakan seminar sejarah Gotrasawala di Cirebon dengan para sejarawan dari beberapa negara di Nusantara saat itu.

Cirebon kehilangan wilayah Rangkas Sumedang (Karawang-Purwakarta-Subang) yang direbut oleh Belanda.

Pangeran Wangsakerto/ Panembahan Carbon Tohpati/ Abdul Kamil Mohammad Nasarudin, putra Panembahan Ratu Carbon, mulai menulis naskah Pustaka Pararatwan i Bhumi Jawadwipa

Di Manado/ Minahasa, Raja Siau yang Katolik; Batahi (1670-1696) diperangi oleh VOC yang dibantu Ternate.

Raja Batahi Kalah dan keturunannya Raja Siau ke-6 dst menjadi Protestan. 

Di Gowa, Sultan Abdul Jalil (1677-1709) naik menjadi raja Gowa ke 19 merupakan pengikut setia tarekat Khalwatiyah Yusuf.

Di Johor, Sultan Abdul Jalil Riayat Shah II melarikan diri ke Pahang setelah digempur berkali-kali oleh Jambi dan VOC.

Tahun ini pula, Abdurrauf Singkil mengajak Muridnya Abdul Muhyi untuk naik haji dan berziarah ke makam Abdul Qadir Zaelani.

1678 M – VOC mengangkat Rijklof van Goens sebagai Gub Jenderal ke-13.

Di Cirebon, Dua pangeran bekas tawanan Mataram dinobatkan menjadi raja Cirebon oleh Tirtayasa dari Banten;

  • Pangeran Martawijaya/ Sultan Sepuh Syamsuddin (KASEPUHAN),
  • Pangeran Kartawijaya/ Sultan Anom I Muhammad Badruddin (KANOMAN).
  • Wangsakerta= sultan Kacerbonan (KACERBONAN).
  • Salah satu putra Sultan Anom I Muhammad Badruddin mendirikan Kaprabonan (KAPRABONAN).

Di Kuningan, dikisahkan Abdul Muhyi mulai mencari Goa sebagai tempat berdakwah atas petuah Mursyidnya Abdurrauf Singkil..

Bulan agustus, pasukan gabungan VOC Belanda dari Jakarta, Bugis, Ambon bersama pasukan Mataram dipimpin Anthonie Hurdt menyerbu Markas Trunojoyo di Kediri,

Trunojoyo mulai terdesak, melarikan diri ke Pandansari-Banturejo, Ngantang bergabung dengan pasukan Karaeng Galesong (pangeran Gowa/ salah satu putra dari Pangeran Hasanudin Tummenangaribella)

Namun Karaeng Galesong meninggal karena sakit

Kajoran/ Panembahan Rama membangun markas baru di Gunung Kidul.

Murid Syekh Yusuf, yaitu Syekh Abu al-Fath Abdul Basir al-Dariri (alias Tuan Rappang, w. 1723), membina aliran khalwatiyah di Makassar

1679 M – Bulan September, Di Gunung Kidul, Raden Kajoran menyerah dan dieksekusi oleh Arung Palakka dan milisi Bugisnya (menurut Kemper 2014) setelah dikepung Sindu Reja dan Jan Albert Sloot VOC.

Pertengahan Oktober, pasukan Trunojoyo mengalahkan VOC di Kediri. Jacob Couper (Perwira VOC keturunan Scotlandia) menulis surat kepada Penguasa VOC, bahwa:

“ … dari kira-kira 5.000 orang serdadu, sekarang tinggal hanya 1.601 orang saja … “ (Nanulaitta, 1966: 99).

Namun akhir Desember, Pemberontakan Trunojoyo berhasil ditumpas di Ngantang oleh pasukan Jonker berjumlah 120 orang.

Ibukota Mataram pun berhasil direbut kembali. Sebagai imbalan, VOC memperoleh pesisir utara Jawa. Pelabuhan VOC dipindah dari Jepara ke Semarang.

Di Semarang dibangun benteng De Vijfhoek (Pentagon; Segi lima)

VOC pun mulai terlibat dalam suksesi pemerintahan di Mataram dan juga Madura.

Di Banten, Sultan Ageng Tirtayasa membagi Cirebon menjadi dua untuk menghindari perpecahan keluarga, yaitu keraton Kasepuhan dan keraton Kanoman.

Di Sumatra, Laksamana Johor Tun Abdul Jamil dibantu Laskar Bugis berhasil mengalahkan Jambi.

Di Ternate, Sultan Sibori Amsterdam yang awalnya pro-VOC mulai berselisih dengan Gubernur VOC Robertus Padtbrugge, perang tak terelakkan.

Di Tanjung Harapan, Afrika, Kastil Good Hope selesai dibangun oleh VOC. Kelak dikenal sebagai salah satu tempat pembuangan tokoh2 perlawanan nusantara, selain sri Lanka dan Batavia

1679-1680 M – orang-orang Yahudi dari Yaman diusir dari kota oleh Imam al-Mahdi Ahmad, lalu dikirim ke daerah kering dan tandus di negara bernama Mawza? untuk menahan nasib mereka atau mati.

1680 M – Puncak kejayaan kesultanan Banten di bawah pimpinan Sultan Ageng Tirtayasa.

Di Mataram, Trunojoyo dihukum mati oleh Amangkurat II. Konon Kepala Trunojoyo dipenggal dan dikubur di bawah anak tangga menuju makam raja-raja Mataram di Imogiri.

“Siapapun yang akan berziarah ke Makam Imogiri akan menginjak kepala Trunajaya”, demikian sumpah raja Mataram yang marah besar atas penghinaan Trunajaya yang masih merupakan trah keturunan Majapahit.
Sumber lain menyebutkan bahwa jasad Trunojoyo dikubur di bukit Selokurung (Batu Besar yang berbentuk seperti sangkar), antara Kecamatan Ngantang dan Kecamatan Kasembon, masih di sekitar Gunung Kelud.

Cakraningrat II didudukkan lagi di Madura.

===============

Kisah Sawunggaling/ Jaka Berek putra Jayengrana diperkirakan terjadi di tahun ini. Dikisahkan sebagai berikut;

Jayengrono adipati Surabaya menikahi Dewi Sangkrah gadis desa. Dari hasil perkawinan ini lahir Joko Berek atau Raden Sawunggaling, pemuda yang jadgo mengadu ayam (sabung/ sawung).

Ketika dewasa Sawunggaling mencari ayahnya berbekal selendang “Cinde Puspita” (selendang tanda cinta) sebagai bukti dirinya anak Jayengrana. 

Jayengrana sendiri sudah mempunyai 5 anak di keratonnya;

  1. Jayengrana II
  2. Jayapuspita
  3. Jayengrana III
  4. Surengrana
  5. Kartayuda 

===============

Di pesisir utara jawa timur, Pasukan gabungan Amangkurat II, VOC dan Panembahan Natapraja dari Demak (keturunan Kalijaga) menyerbu dan menghancurkan Giri Kedaton, sekutu terakhir yang loyal terhadap Trunojoyo.

Panglima Giri Kedaton, pangeran Singosari/ Singosekar, terbunuh.

Panembahan Ageng Giri dihukum cambuk sampai mati, keluarga giri dibantai dan Kedaton Giri pun Runtuh.

Ibukota Mataram dipindah ke Kartasura.

Perang tahta berlanjut antara Sunan Ngalaga/ Puger di Plered dengan Amangkurat II yang dibantu VOc hingga tahun 1681 (perang antara Mataram dan Kartasura).

Di Batavia, Budak dari Bali bernama Untung Suropati (20 tahun) menjalin asmara dengan putri VOC Tuan Moor bernama Suzane, menyebabkannya dipenjara.  

Di Johor, Laksamana Tun Abdul Jamil yang berada di atas angin mengangkat Sultan Mahmud Shah II yang masih berumur 10 tahun menjadi Sultan Johor.

1681 M – Cornelis Speelman ditunjuk sebagai Gubernur Jenderal VOC. VOC mengadakan perjanjian monopoli dagang dengan Cirebon.

Kakawin Babad Badrasanti digubah menjadi tembang macapat oleh oleh Pangeran Tejakusma IV.

Bulan November Sunan Ngalaga menyerah kepada Jacob Couper dan Amangkurat II. Sunan Ngalaga diampuni dan hanya dijadikan pangeran.

Berdirinya Kasunanan Surakarta resmi berdiri di masa Amangkurat II dan direstui oleh Panembahan Natapraja dari Demak, keturunan Kalijaga.

Kelak Panembahan Natapraja, diminta untuk menulis ulang sejarah Jawa karena naskah aslinya telah dibakar oleh pemberontak.

1682 M – Di Banten, Kapitan Francois Tack dan pasukan VOC berhasil merebut dan memonopoli perdagangan lada di Banten dan mengusir bangsa Eropa lain yang telah lama berdagang di sana.

VOC keudian membangun benteng Speelwijk

1683 M – Di Banten, Sultan Haji berkhianat terhadap Tirtayasa ayahnya, bersama VOC di bawah Kapten Tack dan Kapitan Jonker menyerbu Banten dan berhasil menduduki istana Surosowan.

Sultan Ageng Tirtayasa tertangkap. Banten kemudian menjadi bawahan VOC dan Sultan Haji didudukkan menjadi Raja Banten.

Pasukan Tirtayasa pimpinan Kiai Demang Singa Wilodra alias Buleleng yang menyerah berlindung ke pasukan Kapitan Jonker

Perlawanan Banten dilanjutkan oleh Syeh Yusuf Maqassari dan Purbaya anak Tirtayasa.

  • Syeh Yusuf ditangkap VOC di bulan desember, lalu diasingkan ke Ceylon (Srilanka), namun tetap menulis untuk menggelorakan semangat berjuang. (Michael Laffan, SEJARAH ISLAM DI NUSANTARA 2011)

  • Pangeran Purbaya putra Tirtayasa memimpin perlawanan di Gunung Gede, bersedia menyerah jika dijemput oleh VOC berdarah Pribumi.

Kapten Ruys mengirim Untung Suropati, budak Batavia, memberinya pangkat Letnan dan bertugas menjemput Purbaya.

Purbaya berhasil dijinakkan oleh Untung.  Namun datang pasukan Vaandrig Kuffeler yang memperlakukan Pangeran Purbaya dengan kasar. Untung bersiap memberontak.

Di Mataram, Wanakusuma, seorang anggota keluarga Kajoran, memberontak terhadap Amangkurat II. Pemberontakannya yang berbasis di Gunung Kidul berhasil dipadamkan.

Di Aceh, utusan Mekah mengunjungi Ratu Zakiyyat al-Din (berkuasa 1678–88).

Di Ternate, Kerajaan Ternate takluk pada VOC

1684 M – Speelman wafat di Batavia.

Untung Suropati, umur 24 tahun, memulai pemberontakan terhadap VOC di Sungai Cikalong.(Babad Tanah Jawi).

Istri Purbaya, Raden Ayu Gusik Kusuma, memilih mengikuti Untung daripada Purbaya yang menyerah.

Raden Ayu Gusik Kusuma merupakan putri Kartasura, anak dari Patih Nerangkusuma (keturunan Sunan Tembayat)

1686 M – Di Bali, berdiri Kerajaan Klungkung dibawah Dewa Agung Jambe I (keturunan Dalem Waturenggong), empat kilometer utara Gelgel. Raja (yang sangat fanatik Hindu bahkan feodalistik.

Pura Taman Sari Semarapura

Kerajaan Gelgel runtuh setelah perang saudara. Anglurah Agung tewas dan keturunannya yang bernama I Gusti Agung Made Agung/ Agung Anom kelak mendirikan Kerajaan Mengwi.

Pangeran Bali Raja Sangsit, melarikan diri ke Batavia

Dikisahkan dua orang ulama Arab datang ke Bali, yaitu

  • Sayid Muhammad Alaydrus. Oleh Raja Bali saat itu yaitu Ratu Dewa Agung Putera Susuhunan Raja yang menjadi penguasa Bali dan Lombok.
  • Ali bin Abu Bakar al-Hamid. ke Klungkung

Kapitan Francois Tack (garnisun VOC Jawa Tengah) tewas di tangan Untung Surapati.

Setiba di Kartasura, Untung Suropati dinikahkan dengan Gusik Kusama.

Untung dan Nerangkusuma bergerak merebut Pasuruan dan memproklamirkan diri menjadi adipati (raja) Pasuruan, bergelar Raden Adipati/ Tumenggung Wironegoro.

Selama 20 pemerintahan Suropati (1686-1706) yang sangat memusuhi kompeni Belanda.

1689 M – Inggris vs Perancis memulai perang 200 (hingga 1815 M).

Di Batavia Isaac de St Martin mulai berkonflik dengan Jonker dan pasukannya.

Pertengahan Agustus, pasukan Jonker bentrok dengan pasukan Melayu pimpinan Wan Abdul Bagus. Dalam bentrokan itu, Wan Abdul Bagus terluka.

Akhir Agustus pasukan Jonker di Marunda dikepung oleh VOC;

  • Pasukan Kapten Sloot
  • pasukan Letnan Holscher
  • Kapitan Buleleng yang membawahi orang-orang Bali, juga
  • pasukan campuran komando Kapten Herman Dirkson Wanderpoel.

Dokumen menyebutkan bahwa Amangkurat II sempat membantu Jonker.

1690 M – Perang Sandiwara; Jayengrana dan Cakraningrat II (bupati Madura) ditugasi Amangkurat II merebut Pasuruan dari tangan Untung Surapati. Untuk mengelabui VOC seolah-olah Amangkurat II masih setia pada bangsa Belanda.

Di Banten, Kerajaan Banten kembali tunduk kepada VOC.

Di Tasikmalaya, Abdul Muhyi menemukan Goa Saparwadi

Abdul Muhyi mengajar di goa ini hingga wafat.

Di Singaraja, Bali, I Gusti Ngura Panji Sakti (raja Den Bukit,  Singaraja Buleleng) menyerang Jembrana di bawah pimpinan Aryo Pancoran. Dalam pertempuran itu pasukan muslim Aryo Pancoran menggunakan meriam Bugis yang dibawa oleh pelarian pasukan Gowa. Tapi Jembrana tetap kalah.

Di Badung, Bali, Agung Anom/ Cokorda Sakti Blambangan mendirikan Kerajaan Mengwi dan beraliansi dengan Buleleng dengan menikahi putri Panji Sakti.

1691 M – Prabu Tawang Alun wafat.

VOC melaporkan saat prosesi pembakaran jenazah sang Prabu:

Sebanyak 271 dari total 400 istri Tawang Alun ikut membakar diri ke dalam kobaran api (Sati)

Putranya (Buyut Brondong) melarikan diri ke Surabaya dan masuk Islam.

Di Minangkabau, Burhanudin Al Bawani (Syattariyah) menulis Tuhfat Al Ahbab.
Apakah orang ini Burhanuddin Ulakan dan murid Abdurrauf Singkel? belum diketahui dengan pasti…

Di Ceylon, Syeh Yusuf menulis Safinat an Najaat” (Bahtera Kelepasan Terbuang) sesudah bertemu ulama Tasawuf Syekh Ibrahim bin Mikhan berbangsa Hindustan selama Yusuf di Ceylon (1683-93).

Konon, karena kemasyuran namanya, Sultan Aurangzeb Alamgir(l659-1707 M) meminta kepada VOC agar menghormati Syeh Yusuf. (HAMKA, Dari Perbendaharaan Lama)

1693 M – Pengasingan Syeh Yusuf dipindahkan dari Ceylon ke tanjung Harapan Hingga nanti wafatnya tahun 1699.

Abdurrauf singkel wafat di Aceh

1696 M – Di Cirebon, Pangeran Adipati Kaprabon mendirikan Kaprabonan (tempat pendidikan agama Islam/ peguron).

1697 M – Panji Sakti dari Kerajaan Buleleng Bali yang beraliansi dengan Agung Anom dari Mengwi menyerang dan berhasil menaklukkan Blambangan.

Dikisahkan Panji Sakti membawa tiga tawanan Perang (Babad Buleleng)

Tiga orang tawanan perang yang berpangkat Tumenggung Arya beragama Islam.

  • Nuralam, Probolinggo
  • Nurmubin, Mataram
  • Nurwati, Mataram

(P.J.Warsley,hal.158)

Tiga orang ini kelak penyebar Islam di Buleleng (melanjutkan Wali Pitu)

1698 M – Di Cirebon, Pangeran Wangsakerta dan para sejarawan di seminar Gotrasawala merampungkan penyusunan naskah Pustaka Rajya-rajya i Bhumi Nusantara dan beberapa karya sejarah lainnya.

Di Johor, Mahmud Shah II dari Johor (memerintah 1685–1699) dibunuh oleh Megat Seri Rama/ Laksamana Bintan, mengakhiri dinasti Sang Sapurba.

Bendahara Abdul Jalil mendeklarasikan diri sebagai Sultan Johor bergelar Sultan Tun Abdul Jalil Riayat Shah IV.

Cik Apung, Seorang istri Mahmud Shah II yang terbunuh, berhasil melarikan diri ke Minangkabau dan melahirkan Raja Kechil.(Hikayat Negeri Johor dan Naskah Pahang)

Kelak Raja Kechil dari Siak yang mengaku anak Mahmud Shah II merebut tahta.

Di Sumatra barat, wafatnya Burhanuddin Ulakan. Tapi ada juga yang menyebut wafatnya tahun 1704. Murid-muridnya menginisiasi ziarah massal tiap tanggal 10 Safar (tradisi “basapa”)

1699 M wafat Syeh Yusuf Makassari di Tanjung Harapan. kelak makamnya dipindah ke makassar.

Pada 2009, Syaikh Yusuf mendapatkan penghargaan Oliver Thambo, penghargaan sebagai Pahlawan Nasional Afrika Selatan.

Pada tahun 2017, Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma saat bertemu Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri mengatakan bahwa Syekh Yusuf pernah ikut berjuang bersama masyarakat Afrika Selatan.

ABAD KE-18

Perang Opium; Inggris vs China

Sekitar 1700, Inggris membanjiri daratan China dengan Opium/ Candu.

1701 M – Di kerajaan Buleleng, Bali, terjadi konflik Internal kerajaan pasca meninggalnya Panji Sakti, hingga diserbu Mengwi tahun 1732 M.

1703 M – Amangkurat II wafat. Perebutan tahta antara Amangkurat III (Sutikna, Sunan Mas, Sunan kencet, trah Pemanahan) dengan Pangeran Puger (Kajoran, trah Ki Ageng Giring).

1704 M – Perang Tahta Mataram Pertama dimulai. VOC mengangkat Pangeran Puger sebagai sultan Mataram bergelar Pakubuwono I bermarkas di Semarang. (Kangjeng Susuhunan Pakubuwana Senapati ing Ngalaga Abdurahman Sayidin Panatagama)

Perjanjiannya; Kartasura wajib mengirimkan 13.000 ton beras per tahun selama 25 tahun.

Pakubuwono 1 yang didukung Panembahan Mandura, Pangeran Jayengrana (Surabaya), dan Adipati Semarang mengusir Amangkurat III, yang lantas melarikan diri menuju Pasuruan meminta bantuan Untung Surapati.

Kisah ini membenarkan adanya nubuat antara Pemanahan dengan Giring yang menyebutkan akan terjadi pergeseran penguasan dari trah Pemanahan ke trah Giring sesudah keturunan ke-7 (Tujuh)

Di Jetis Ponorogo, Eyang Donopuro keturunan Tembayat mendirikan masjid dan pesantren di Setono Tegalsari

1705 M – Di Pasuruan, Bersama Surapati, Amangkurat III mendirikan pemerintahan pengasingan. VOC merebut Priangan Timur dan Cirebon.

Jenazah Syeh Yusuf dari pengasingan Tanjung Harapan, dipulangkan ke Makassar.

1706 M – Pasukan gabungan VOC, Kartasura, Madura, dan Surabaya menyerang Pasuruan (Amangkurat III dan Untung Surapati). Namun Jayengrana yang lebih memihak Untung Suropati melakukan sabotase yang merugikan VOC.

VOC dan sekutunya dibawah Mayor Goovert Knole (Nama yang benar: Govert Knol). Surapati tewas setelah bentengnya diduduki oleh VOC. Amangkurat III melarikan diri.

Di Mataram, Pakubuwana I menghukum mati Jayengrana dengan tuduhan berkhianat. (Menurut Sedjarah Regent Soerbadja yang dieksekusi adalah Jayengrana II/ Sawunggaling?)

pemerintahan Surabaya dipecah menjadi 2; 

  • Bupati Kasepuhan; Arya Jayapuspita
  • Bupati Kanoman; Djangrana III.

1707 M – Cakraningrat III naik tahta menjadi Bupati Madura Barat. Posisinya netral terhadap konflik antara Untung Surapati vs aliansi Mataram – VOC. Kelak anaknya yang bernama Kek Lesap memimpin perlawanan.

1708 M – Amangkurat III dan anak-anak Untung Surapati ditangkap dan dibuang ke Sri Lanka oleh VOC.

Pada 1709 M – Di India, penganut Sikh berhasil mendirikan Kemaharajaan, mulai membantai kelompok lain yang tak sepaham; Muslim dan Hindu.

Konflik nantinya diperparah lagi dengan datangnya pelaut dan penjajah dari Eropa (kristen dan Katolik).

1708 sd 1717 M – dipenuhi oleh perjuangan anak-anak untung Suropati melawan VOC (Raden Pengantin, Raden Surapati, dan Raden Suradilaga)

1711 M – Di Manado resmi didirikan jemaat di Likupang.

1712 M – Di Gresik, Pangeran Singonegoro keturunan Sunan Giri (1703-1725) berkoordinasi dengan Sayyid Sulaiman dan Aminullah untuk membuka pesantren di Pasuruan.

Di Pasuruan, Sayyid Sulaiman bin Sayyid Abdurrahman Basyaiban, cicit sunan Gunung Jati Cirebon dari jalur ibu, mendirikan Pesantren Sidogiri dibantu oleh Aminullah, menantunya dari pulau Bawean.

Sayyid Sulaiman dan anaknya Sayyid Ali Akbar juga menjadi penasehat perang putra-putri Untung Suropati.

1714-1717 M – Di Surabaya, Jayapuspita memberontak terhadap Pakubuwono 1. Jayapuspita adalah anak Jayengrana yang dieksekusi Pakubuwono I,  

Ikut berjuang; Adik Sayyid Ali Akbar; yaitu Sayyid Al Baqir/ Subakir

Anak-anak Sayyid Ali Akbar juga berjuang melawan VOC;

  • (1) Sayyid Imam Ghazali (makamnya di Tawunan Pasuruan),
  • (2) Sayyid Ibrahim (makamnya di Kota Pasuruan),
  • (3) Sayyid Badruddin (makamnya di sebelah Tugu Pahlawan Surabaya, dikenal dengan kompleks Sunan Sedo Masjid),
  • (4) Sayyid Iskandar (makamnya di Bungkul Surabaya),
  • (5) Sayyid Abdullah (makamnya di Bangkalan Madura) dan
  • (6) Sayyid Ali Ashghar (makamnya di Sidoresmo).

Sayyid Iskandar Basyaiban/ Sunan Bungkul/ Kendar, tokoh yang dikabarkan sakti

1717 M – Di Sumatra, Raja Kechil (keturunan Sang Sapurba, pewaris sah Johor) dibantu armada dari Minangkabau berhasil menggulingkan Raja Johor; Sultan Sulaiman bin Abdul Jalil.

1718 M – Sawunggaling anak Jayengrana diundang ke Kartasura dan dijamu minum anggur (berisi racun) oleh Van Hoogendorf, petinggi VOC dan Pakubuwono I.

Bupati Madura Barat Cakraningrat III tewas terbunuh di atas kapal VOC (Panembahan Siding Kapal/ wafat di kapal) pada bulan Januari 1718 dalam bentrokan akibat suatu kesalah-pahaman. Ia digantikan oleh saudaranya sendiri, Raden DjoeritCakraningrat IV (bertahta 1718-1746)

Di Johor, Raja Kechil merebut tahta dan menggelari dirinya Sultan Abdul Jalil Rahmat Shah II

1719 M – Perang Tahta Mataram Kedua dimulai. Pakubuwono I wafat dan digantikan oleh anaknya Amangkurat IV (1719-1726 M), Sunan Jawi/ Raden Mas Suryaputra. 

Terjadi perselisihan antar saudara tiri;

  • Pangeran Balitar/ Blitar mencoba mendirikan kembali bekas istana Sultan Agung, yang diberi nama Kartasekar dan mengkuhkan diri sebagai Sultan Ibnu Mustafa Pakubuwana. Didukung Arya Jayapuspita.
  • Arya Dipanagara mengukuhkan diri bergelar Panembahan Herucakra, beristana di Madiun.
  • Arya Mataram memilih mengungsi dari Kartasura menuju pesisir utara. Setelah sampai di Santenan (Cengkal Sewu), pasukan Arya Mataram bergerak dan menyerang wilayah Grobogan, Warung, Blora dan Sesela.

Di Surabaya,  Jayengrana III dan saudaranya; Surengrana lan Kartayuda juga memberontak.

Untuk meredam pemberontakan, Amangkurat IV meminta bantuan VOC.

Di Bali, Syarif Abdurrahman al-Gadri dari Pontianak dan Syarif Abdullah bin Yahya Maulana al-Gadri. membangun Masjid di Air Kuning

1720 M – Pangeran Aria Cirebon (menjabat 1706-1723), Putera Sultan Kasepuhan menulis Naskah Purwaka Caruban Nagari

Di Surabaya, pemberontak Jayapuspita meninggal karena sakit.

Di Gresik, Pangeran Singonegoro, penguasa Giri di Gresik (1703-1725) juga memimpin perlawanan terhadap VOC (Ahmad Baso)

Di Mataram, Pemberontakan Kartasekar ditumpas

1722 M – Terbit Babad Tanah Jawi versi P. Adilangu II.

Di Malang, pemberontak Pangeran Balitar meninggal karena wabah.

Di Johor, Sulaiman putra Sultan Tun Abdul Jalil Riayat Shah IV merebut tahta dari Rahmat Shah II.

Sulaiman dibantu 5 saudara dari Bugis;

  • Daeng Perani
  • Daeng Kremasi
  • Daeng Marewah
  • Daeng Chelak
  • Daeng Menambun

Orang-orang Bugis ini kelak membuat ulah dan meminta tahta di Riau (wilayah Johor).

Di Bali, Gusti Agung Made Alengkajeng/ Cokorda Banya (1722- 40) naik tahta kerajaan Mengwi menggantikan Agung Anom.

1723 M – Pemberontakan pangeran Blitar padam.

1724 M- Sultan Mahmud Badr al-Dinu (berkuasa 1724– 57) menjadi sultan di Palembang.

1725 -1726 M – Di Mataram, pada masa pemerintahan Amangkurat IV. Ulama mengadili Mutamakkin, sufi naqsyabandi yang dianggap nyeleneh di Kartasura. Dalam sidang itu hadir Kiai Ketib Anom (Kudus, cucu sunan Kudus), Kiai Witana (Surabaya), Kiai Busu (Gresik). 

Mutamakkin diputuskan sesat dan akan dieksekusi.

Ahmad Mutamakkin/ Ki Cebolek/ Sumohadiwijaya keturunan pangeran Benawa  (-> cicit Jaka Tingkir dengan istri Sekar Taji putri Trenggono), ulama tasawuf terkenal pada masanya (Mutamakkin moyangnya KH Abdullah Zain Salam, KH MA Sahal Mahfudh, dan KH Ahmad Fayumi Munji).

1726 M – Amangkurat IV meninggal karena diracun, diganti oleh Pakubuwono II/ Raden Mas Prabasuyasa anaknya yang masih 15 tahun naik tahta (1726-1749 M)

Mutamakkin sebelum dieksekusi dilakukan pengadilan ulang dan berakhir damai. Mutamakkin batal di eksekusi. Bahkan anak Mutamakkin menikah dengan Pakubuwono II.

Sebuah dongeng Serat Cabolek/ Cebolek dikisahkan sebagai berikut

Suatu ketika, Syekh Mutamakkin menunaikan ibadah Haji ke Tanah Suci dengan diantar oleh Jin yang telah menjadi muridnya. Ketika kembali ke tanah Jawa, di tengah perjalanan, oleh Jin tersebut Syekh Mutamakkin dipindahkan ke atas tubuh ikan Mladang.
Oleh ikan Mladang, Syekh Mutamakkin dibawa mengarungi samudra dan tak sadarkan diri hingga tiba-tiba terdampar di tepi pantai yang letaknya di timur kecamatan Margoyoso Pati. Desa inilah kemudian oleh Mutamakkin diberi nama desa Cebolek:  dari kata Jawa: ‘jebuljebul melek’ (tiba-tiba sadar) sudah sampai di tepi pantai. Di desa Cebolek inilah Syekh Mutamakkin kemudian memulai menyebarkan Islam.

Mutamakin mengaku sebagai murid Sufi Naqsyabandi Syekh “Zayn al-Yamani”, yang kemungkinan adalah putra salah seorang guru al-Sinkili dan al-Maqassari.

1727 M – Di Arab Saudi, Abdul Wahab. ulama bermazhab Hanafi diusir dari Uyaynah karena perilaku anaknya yang dinilai ganjil. Anak ini bernama Muhammad bin Abdul Wahhab (24 tahun). 

1729 M – China mulai melarang penggunaan OpiuM – dilanjutkan pada 1839, Kaisar Daoguang China, menunjuk viceroy Lin ZexuChina untuk menghentikan impor Opium.

Terjadi perang antara China dengan Inggris yang berakhir dengan kekalahan China.

Berakibat penyalahgunaan Opium makin merajalela.

Di Jawa, didirikan Gereja Reformeed

1730 M – Carik Braja/ Tirtawiguna diangkat menjadi penasihat Kerajaan Mataram. Menulis Babad Kartasura, Cerita Panji, Yudanagara Wulang

1732 M – Di Bali, Raja Mengwi Gusti Agung Made Alengkajeng (1722-40) berperang melawan Buleleng dan Sukawati (Gianyar).

1733 M – Banten dibawah Abdulfathi Muhammad Shifa Zainul Arifin (1733–1747) dan istrinya Ratu Syarifat Fatimah. dipenuhi pemberontakan karena rakyat dipaksa menanam tebu, kopi, dan komoditas lainnya

1735-1738 M – Di Mataram, Natakusuma bersama pangeran urawan; kiai mataram dan sayyid alwi hendak melakukan perlawanan terhadap VOC

GEGER PECINAN

1740 M – Peristiwa Geger Pecinan di Batavia. Tentara VOC melancarkan genosida terhadap etnis Tionghoa di Batavia.

Tak kurang dari 10.000 orang yang tewas dalam pembantaian massal ini. Sisanya melarikan diri ke timur menyusuri pesisir utara Jawa. Dalam perjalanan, mereka menyerang sebuah pos VOC di Tangerang.

Pakubuwana II membantu pemberontak Tionghoa.

Aliran Islam yang mendominasi perlawanan terhadap VOC adalah Qadiriyyah dan Syattariyyah, dipimpin oleh Natakusuma dan Sayyid ‘Alwi (Michael Laffan, SEJARAH ISLAM DI NUSANTARA 2011)

1741 M – Pelarian Tionghoa dari Batavia bekerja sama dengan prajurit Mataram menyerang dan menduduki pos-pos VOC berturut-turut di Lasem, Rembang, Juwana, Jepara, dan Semarang.

Kaptin Singseh (Tan Sin Ko) dan Kaptin Sepanjang (Khe Panjang) sebagai pimpinan orang-orang Cina.

Bulan Juli, Komandan garnisun VOC di Kartasura, Johannas van Elsen, ditangkap dan dibunuh. VOC meminta bantuan pasukan Madura dibawah Cakraningrat IV.

Pemberontakan Natakusuma/ Notokusumo dan Sunan Kuning/ Raden Mas Garendi/ Grendi/ Amangkurat V (putra Amangkurat III), 12 tahun, yang bermarkas di Pati dibantu pelarian China dari Batavia membuat Pakubuwana II (SINUHUN KUMBUL?) didampingi Tumenggung Wirotirto mengungsi ke Ponorogo.

1742 M –Garendi dan Patih Raden Tumenggung Mangun Oneng berhasil menguasasi keraton selama 9 bulan, namun Pemberontakan Cina berhasil diredam. Kapten Baron von Hohendorff VOC tiba di Kartasura, mengonfirmasi kelanjutan aliansi dengan Mataram, Pakubuwana II.

Cakraningrat IV berhasil memulihkan kekuasaan Pakubuwana II dan meminta jatah jawa timur, namun ditolak oleh VOC

1743 M – Garendi menyerah dan kelak dimakamkan di Semarang. VOC menduduki pulau Bawean. Mataram di bawah Pakubuwono II dan VOC di bawah Van Imhoff melakukan perjanjian damai dengan imbalan pantai utara jawa (Panarukan dan Blambangan?) untuk VOC (Perjanjian Surakarta).

Blambangan masa ini dibawah pimpinan  Gusti Kuta Beda dan Gusti Ketut Kabakaba wakil dari Mengwi Bali di masa raja III I Gusti Agung Nyoman Alangkajeng/ Cokorda Nyoman Munggu, beraliansi dagang dengan Inggris.

1745 M – VOC menyatakan Cakraningrat IV makar. Terjadi peperangan antara Cakraningrat IV dengan VOC di Madura Timur. Cakraningrat IV menyingkir ke Banjarmasin.

Sultan Banjarmasin mengkhianatinya dan menyerahkannya ke VOC. Cakraningrat dibuang ke Tanjung Harapan.

1745 M – Paku Buwono II (1729-1749) resmi memindahkan keraton dari Kartasura ke Surakarta Hadiningrat, dengan menunggang kuda kesayangannya. Di belakangnya berbaris rapi anggota keluarga raja dan pejabat-pejabat tinggi kerajaan dengan diiringi lima batalyon prajurit ditambah dua ratus prajurit berkuda.

Ini adalah Keraton Kasunanan. pusat mataram islam keseluruhan

===

Dalam kisah yang lain, diceritakan bahwa Pakubuwono dibantu oleh pasukan dari pesantren Tegalsari Ponorogo yang dipimpin oleh Bagus Harun 

===

1746 M – Mataram mengadakan perjanjian dengan VOC, hasilnya Pakubuwono II bersedia menyerahkan kembali Madura dan pesisir utara Jawa yang sebelumnya dikuasai aliansi Mataram-Tionghoa kepada VOC.

Pangeran Mangkubumi melancarkan pemberontakan menuntut tahta Mataram. Perang Tahta Mataram Ketiga dimulai.(Perang Mangkubumen 1746-1755)

di Jazirah Arab wilayah Turki Ottoman, dimulai aliansi antara Muhammad bin Saud penguasa Dirra’iyah (Sekarang Riyadh) dengan Muhammad Bin Abdul Wahhab (wahabi-Saud), mereka memberontak terhadap Ottoman untuk mendirikan Emirat Diriyah (cikal bakal Saudi Arabia)

=============================

Selengkapnya kisah ini bisa dibaca di https://nafanakhun.wordpress.com/2013/05/19/resensi-buku-kudeta-mekkah-sejarah-yang-tak-terkuak-2/

=============================

1747 M – VOC-Belanda memperoleh Pulau Tatas (Banjarmasin bagian Barat) yang menjadi pusat Banjarmasin semenjak saat itu hingga ditinggalkan Belanda tahun 1809.

Kota-kota yang terkenal di pulau Kalimantan pada awal abad ke-18 adalah Borneo (Brunei City), Ноrmata, Marudo, Bendamarfin (Banjarmasin), dan Lava (Lawai).

1749 M – VOC melantik Raden Mas Suryadi sebagai sultan Mataram bergelar Pakubuwono III. Patih Mataram, Raden Mas Said (Alap-Alap Sambernyowo) memberontak, ikut menuntut tahta Mataram.

DI madinah, Muhammad Samman/ Syeikh Abdul Karim al-Sammany (1717–76) mengenalkan tarekat Khalwatiyah sammaniyah. Guru bagi Abd al-Samad al-Falimbani (1719–89) dan Muhammad Arsyad al-Banjari (1710- 1812) Di nusantara.

Empat Serangkai dari Tanah Jawi (Melayu);

  • Muhammad Arsyad al-Banjari
  • Abdussamad al-Palimbani,
  • Abdul Wahab Bugis/ Sadenreng Bunga Wariyah (1725-)
  • Abdurrahman Misri al-Bathawi. 

beredar teks-teks mengenai kelahiran Nabi karya Ibn al-Dayba‘i (1461–1537) dan Ja‘far al-Barzanji (1690–1764).

1749 M – Di Madura, Ke’ Lesap, putera Sosro Diningrat/ Tjokro Diningrat III / Cakraningrat III (1707-1718) dengan isteri selir, mengobrak abrik Kerajaan Sumenep.

Penguasa Sumenep, Ario Cokronegoro IV/ Raden Alza/ Adipati Sumenep XXVIII ( 1744 – 1749), menyingkir ke Surabaya dan meminta bantuan VOC.

Kek Lesap kemudian bergerak ke Pamekasan. Dari arah barat/ Sampang dihadang oleh pasukan Bupati Pamekasan Tumenggung Ario Adikoro IV.

Dalam Peperangan, Ario Adikoro IV terbunuh dengan usus terburai. 

Setelah pasukan Pamekasan bisa ditaklukkan, Kek Lesap bergerak ke Bangkalan menghadapi pasukan Sejo Adi Ningrat I/ Tjokro Diningrat V / Cakraningrat V (1736-1769) yang dibantu VOC.

Cakraningrat V berhasil membunuh Kek Lesap dengan tomabk Ki Nenggolo

1750 M – Pagarruyung mulai mengadakan kontak dengan Inggris di Malaka agar mengusir VOC dari Sumatra.

PERANG LASEM; Raden Panji Margono (tan pan Ciang) bekerjasama dengan Tan Kee Wie laskar Tionghoa dan laskar santri melancarkan pemberontakan terhadap VOC di Lasem. Dapat dipadamkan oleh VOC.

Di Cirebon, KH khoyyim mendirikan pesantren Buntet

1752 M – Kerajaan Buleleng memerdekaan diri dari mengwi, namun kelak diserbu oleh Karangasem tahun 1780 M.

1754 M – Gubernur VOC atas wilayah Jawa Utara Hartingh mengadakan pertemuan tertutup dengan Pangeran Mangkubumi mengenai pembagian Mataram.

Di palembang,  sultan mahmud badarudin digantikan oleh putranya Sultan Ahmad Taj al-Din (berkuasa 1757–74) sebelum turun takhta untuk menjadi Susuhunan (1774–76), mensponsori sebuah terjemahan Fath al-rahman karya Wali Raslan.

KERUNTUHAN MATARAM ISLAM

1755 M – Perjanjian Giyanti, Palihan Nagari, mengakhiri Perang Tahta Mataram. Mataram secara resmi dibagi menjadi dua pemerintahan: Yogyakarta dan Surakarta. Mangkubumi diangkat sebagai penguasa Yogyakarta bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono I, sementara Pakubuwono III menjadi penguasa Surakarta.
Kedua negeri pecahan ini pun menjadi BAWAHAN VOC.

Mangkubumi (1749–92), menerapkan aturan desa-desa dengan lokasi pengajaran keagamaan atau makam suci sebagai perdikan yang “bebas” dari semua pajak dan wajib kerja

Maka mulai bermunculan pondok (funduq), dimulai dari tegalsari dekat ponorogo. Kelak didirikan oleh Hasan Besari, keturunan R Wijaya (pihak ayah) dan Fatimah azzahra (pihak ibu)

1757 M – Perjanjian Salatiga. Raden Mas Said yang terdesak akhirnya menyerahkan diri. Ia kemudian diangkat sebagai penguasa di Mangkunegaran bergelar Mangkunegara I.

Di Malaysia, penerjemahan Kitab Umm al-Barahin karya al-Sanusi (d 1490) ke dalam bahasa Melayu oleh Muhammad Zain bin Jalaluddin dengan judul Bidayat al-Hidayah. 

1761 M – Pemakaman Gubernur Jenderal Jacob Mossel

Jacob Mossell digantikan oleh Peter Albertus van der Parra (menjabat 1761-1775). Tokoh Korupsi dan nepotisme.

1765 M – Ulama Hasan Besari (23 tahun) dan Bra. Murtosyah putri Pakubuwono III menikah.

Hasan Besari adalah gurunya Pujangga Ronggowarsito (1802-1873)

1766 M – Di Hejaz, Muhammad Ibn Saud, aliansi ibnu Abdul Wahab meninggal. Posisinya digantikan oleh Abdul Aziz.

Di pelabuhan Ulupangpang Blambangan, VOC hendak merebut jalur perdagangan dari Inggris

Perang Semesta Blambangan (1767-1774)

1767 M – Tanggal 23 Maret, Bendera Belanda berkibar di Teluk Pangpang, pelabuhan Internasional milik Kerajaan Blambangan.

1767-1772 M – perang antara Kerajaan Hindu Blambangan dengan VOC Belanda, yang dibantu oleh Mataram dan Madura.

Blambangan dibawah pimpinan Wong Agung/ Agong Wilis/ Mas Sirna, dibantu Gusti Agung Made Munggu

(1740-1770) , Kerajaan Mengwi.

1770 M – Di Bali, Buleleng direbut oleh Karangasem.

Gusti Ayu Oka (1770-1807) naik tahta menjadi Raja Mengwi. penurunan kekuasaan…

Empat Serangkai dari Tanah Jawi (Melayu) yang pulang dari mekkah dalam perjalanan ke Nusantara;

Setiba di Betawi, Syekh Muhammad Arsyad membetulkan arah kiblat Masjid Jembatan Lima, Masjid Luar Batang dan Masjid Pekojan.

“…kiblat masjid ini telah diputar ke kanan sekitar 25 derajat oleh Muhammad Arsyad Al-Banjari pada tanggal 4 Safar 1186 H.(?)”

1771 M – Kesultanan Pontianak didirikan oleh musafir al-Sayyid Syarif Abdurrahman al-Kadrie, keturunan Imam Ali ar-Ridha

Di Bali, Perang Puputan Bayu.

Di Blambangan Perang Jagapati/ Rempeg; Rakyat, prajurit, dan bangsawan Blambangan di bawah Wong Agung Wilis/ Mas Sirna melakukan bela pati mempertahankan tanah air mereka dari rongrongan VOC. Diperkirakan lebih dari separuh populasi Blambangan ditaklukkan oleh VOC.

1772 M – Di Kalimantan, Muhammad Arsyad tiba di kampung halamannya, Martapura, pusat Kesultanan Banjar pada masa itu disambut meriah oleh Sultan Tahmidullah II bin Sultan Tamjidullah I,

Dikisahkan bahwa;

Anak Arsyad telah dikawinkan oleh Sultan (sebagai wali) dengan seseorang yang bernama Usman telah melahirkan seorang anak, padahal oleh Arsyad selama di Mesir, putrinya juga telah dinikahkan dengan Abdul Wahab Bugis. Dalam ketentuan fikih, kedua perkawinan ini dapat dianggap benar dan sah.
Syaikh Arsyad lalu menghitung Tanggal terjadinya akad pernikahan berdasarkan ilmu Falak dan beda zona waktu; Akad perkawinan yang lebih dulu dilakukan, itulah yang dimenangkan.
Akhirnya pernikahan antara Syarifah dan Usman dibatalkan. Syaikh Abdul Wahab Bugis diresmikan sebagai suami Syarifah yang sah.

1773 M – VOC menyita dan membakar seluruh catatan khasanah ilmu dan informasi peninggalan Kerajaan Blambangan.

kemudian VOC memerintahkan Bupati Banger (Tumenggung Djoyonegoro, 767-1804) agar menugaskan Purwasastra untuk menulis babad tentang Blambangan menggantikan Khazanah yang telah dibakar di Banger tersebut.

1774 M – Masa ditulisnya Serat Raja Blambangan

1775 M – VOC memiliki 79.500 budak.

1776 M – Di Madinah, wafat Syekh Samman dan dimakamkan di Al-Baqi’ .  Syeh Sammman merupakan guru Khalwatiyah Samman dan Naqsyahbandiyah bagi ulama nusantara. karyanya kitab Al-Insab, Mu’jamul Mashayekh, Tazyilul Tarikh Baghdad, dan Tarikh Marv.

1778 M – beredar Kitab Veda palsu di Perancis bernama Ezourvedam. Diduga ditulis oleh pihak Kristen.

Belanda masuk ke Pontianak dari Batavia (Betawi) utusannya Petor (Asistent Resident) dari Rembang bernama WILLEM ARDINPOLA.

Belanda ditempatkan di seberang Keraton Pontianak yang terkenal dengan nama TANAH SERIBU (Verkendepaal).

Mas Serandhil (1713-1782) – salah satu cicit Prabu Tawangalun II – pertama-kali menyampaikan kidung Suluk Balumbung kepada putera-puteranya di Gunung Dupa. Isinya adalah cerita sejarah Kerajaan Blambangan yang dia peroleh dari ayahnya, Mas Aji Suranatha (1691-1771), putera Pangeran Arya Gajah Binarong, putera Susuhunan Prabu Tawangalun II.

1779 M – Syekh Arsyad Banjari (Datu Kelampaian, ulama kerajaan Banjar, Kalimantan) menulis kitab Sabilal Muhtadin dimasa pemerintahan Sultan Tamjidullah II

Tentara VOC

1782 sd 1790 M – Di Kalimantan Selatan, wafatnya Syekh Abdul Wahab Bugis (teman Banjari) di desa Tungkaran, Kabupaten Banjar.

Kerajaan Karangasem  dibawah , I Gusti Gede Karang menyerbu Buleleng.

1784 M – Orang melayu di Johor dibantu VOC mengusir orang Bugis. Naasnya, VOC dibawah David Ruhde kemudian bercokol di Riau.

1787 M – Di Belanda didirikan Nederlandsche Zending Genoodschaap/ Nederlandsch Zendeling Genotsch (NZG), yang akan mengirimkan misionaris Protestan ke Nusantara.

Di Sidoarjo, Kiai Hamdany yang berasal dari Pasuruan menghadiahkan Pesantren Siwalan Panji untuk KH Ya’qub

1788 M – di Surakarta, Yasadipura 1 (1729 – 1802)/ Mas Bagus Banjar, kakeknya Ronggowarsito, menulis versi asli Babad Tanah Jawi karya Carik Braja 1757 M – atas perintah Sunan Paku Buwono III.

Tahun yang sama Pakubuwono III wafat dan digantikan putranya yang bergelar Pakubuwono IV/ Sunan Bagus , 20 tahun (1768-1820).

Yasadipura I juga menulis Serat Cebolek yang mengisahkan mengenai Ahmad Mutamakkin, menggubah Serat Menak yang versi aslinya dari Persia 

Kiai Hasan Besari diangkat menjadi lurah Tegalsari.

PB IV mendatangkan para ulama, di antaranya Kiai Jamsari (Banyumas), Kiai Hasan Gabudan dan lain sebagainya.

Di Bali, berdiri kerajaan Badung oleh keturunan dinasti Dalem dengan Pamecutan.

Pusat pemerintahan= Puri Agung Denpasar

Raja= Kyayi Ngurah Made/ Raja Badung I bergelar “I Gusti Ngurah Made Pemecutan”, mengingat ia adalah keturunan dari Dinasti Pemecutan (17881813).

1789 M – REVOLUSI PERANCIS.

1790 M – Peristiwa Pakepung. pengepungan Keraton Surakarta dimasa Pakubuwono IV (ratu ambeg
wali mukmin (raja yang besar dan sangat alim/ taat pada agama, 1768-1820).

Pengepungan oleh

  • VOC,
  • Hamengkubuwono I dari Kasultanan Yogyakarta, dan
  • Mangkunegara I dari Kadipaten Mangkunegaran.

Ketiga pihak tersebut bekerjasama karena sama-sama menganggap gaya kepemimpinan Pakubuwono IV dapat membahayakan kedudukan mereka.

Pihak Pengepung juga menuntut penyerahan ulama yaitu Kyai Wiradigda, Kyai Bahman, Kyai Nursaleh, Kyai Panengah, yang dianggap menjadi sumber kekacauan di Jawa.

Di Persia, Syekh Ahmad (1753–1826), pemeluk Syiah Dua belas, memulai gerakan pembaruan dinamakan Syaikh , mengharapkan kemunculan al-Qa’im/ Mahdi dari Ahl al-Bayt. Cikal bakal Baha’iyah.

Di Mekkah, Muhammad b. ‘Abd al-Wahhab, 87 tahun (1703—92) yang beraliansi dengan Abdul Aziz (dinasti Saud) berhasil merebut Mekkah, mengobarkan wahabiyah, melarang praktik menyimpang berdasarkan pemahaman kelompok mereka.

Sulaiman bin ‘Abdul Wahhabi (91 tahun), kakak Muhammad bin Abdul Wahab, tidak setuju dengan ulah adiknya dan menulis buku penentangannya berjudul

  • Al-Šawā’iq Al-Ilāhiyya fī Al-radd ‘alā Al-Wahhābiyya”
  • Faṣl al-Ḫiṭāb fī Al-radd ‘alā Muḥammad ibn ‘Abd al-Wahhāb”

1791 M – Muhammad bin Abdul Wahhab meningal dunia.

1795 M – VOC memiliki 40.000 budak tinggal di Batavia.

1797 M – Tidore dan Irian Barat memproklamirkan kemerdekaan pada 12 April 1797

1798 M – Invasi Prancis ke Mesir dimasa penguasaan Sultan Selim III (berkuasa 1761—1808) 

1799 M – Napoleon naik tahta menjadi Kaisar Perancis.

Tetap memerangi Inggris sebagai babak penutup Perang 200 tahun..

Belanda memihak Perancis.

Inggris ikut memerangi Belanda, termasuk VOC di Nusantara.

Perselisihan di Nusantara ini kelak diselesaikan dalam Traktat London 1824 M.

31 Des 1799 VOC dibubarkan dan kendali diambil alih oleh pemerintah Hindia Belanda.

Gereja Protestan digabungkan oleh pemerintah Hindia Belanda menjadi Gereja Protestan Indonesia ( GPI)

Dari 1880 hingga permulaan era Komunis, Inggris berusaha untuk mencegah penggunaan candu di Tiongkok, tetapi malah mempromosikan penggunaan morfin, heroin, dan kokain, yang semakin memperburuk masalah kecanduan.

Sekitar 1800, Adolf von Harnack mengusulkan dehellenisasi dalam Kristen. Bersamaan dengan dimulainya Diaspora China (dengan membawa opiumnya) yang berlagsung hingga 1949. Menyebabkan masalah baru dengan meluasnya peredaran opium di benua Amerika

ABAD KE-19 – REVOLUSI INDUSTRI
1802 M – Di Saudi Arabia, Gerakan wahabi melakukan pembantaian di Karbala.
Pasca pembantaian, Abdul Aziz terbunuh, posisinya digantikan oleh Saud bin Abdul Aziz bin Muhammad bin Saud.

Di Sulawesi Selatan, tarekat Khalwatiyah Samman masuk di Sulawesi Selatan di bawa oleh Syekh Abdulllah Al-Munir yang diterima dari Syekh Abdul Shamad Palembang. Khalwatiyah Samman dengan Khalwatiyah Yusuf hidup berdampingam


1803 M – Di Sumatra, Mulai terjadi benih konflik antara kaum Padri (agamawan) dan kaum adat di wilayah pagarruyung.
Kaum Padri dipimpin oleh Harimau Nan Salapan sedangkan Kaum Adat dipimpinan oleh Yang Dipertuan Pagaruyung waktu itu Sultan Arifin Muningsyah
1804 M – Penyebaran Mazhab Hambali di Kerajaan Pagarruyung di Suroaso.
Tokohnya Haji Miskin, Haji Piobang dan Haji Sumanik baru kembali dari Mekkah.
Haji Piobang dan Haji Sumanik pernah menjadi pewira di pasukan kavaleri Janitsar Turki. (?)
Gerakan mereka mendapat dukungan dari Tuanku Nan Renceh


1805 M – Di Cirebon, Bagus Rangin (1765-1812) memulai Perang Kedondong (1805 sd 1818) melawan Belanda. Pemberontakan besar sebelum perang Diponegoro.
Bagus Rangin anak Sentayem (Ki Buyut Teyom), keturunan Ki buyut Sambeng.

Saudaranya juga pejuang, yaitu Bagus Serit
Di Saudi arabia, gerakan Wahabi berhasil menduduki Madinah.

1806 M – Gubernur Hindia Belanda Pantai Timur Laut Jawa Nicolaas Engelhard mengirim pasukan Madura ke Cirebon dalam rangka menumpas pemberontakan Bagus Rangin (Indische Tijdschrift, 1850)
Kekaisaran Inggris menyerbu Hindia Belanda.

Pertempuran besar terjadi di Laut Jawa antara armada Inggris melawan koalisi Belanda-Prancis.
Di Saudi arabia, gerakan Wahabi berhasil menduduki Mekkah. Mufti Mekkah saat itu adalah …

1807 M – Pemerintah Belanda dibawah Napoleon Bonaparte Prancis mengangkat Herman Willem Daendels sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
Di Turki, pemberontakan Janissari menggulingkan Sultan Selim III
1808 M – Daendels tiba di Hindia Belanda. Ia mendirikan pemerintahan langsung di Lampung, kemudian melanjutkan pembangunan Jalan Raya yang sudah dibangun dari Anyer hingga Batavia (menurut het Plakaatboek van Nederlandsch Indie jilid 14, Daendels mulai membangun jalan dari Buitenzorg – Cisarua – Sumedang ).
Sumedang melanjut ke Karang sambung – Cirebon – Pekalongan.



Jalan raya dari Pekalongan hingga Surabaya sudah ada.
Melanjutkan rencana Jalan Raya Pos Jawa dari Anyer-Panarukan, yang kini menjadi Jalur Pantura.

Keputusan ditentang oleh Sultan Banten, Sultan Aliuddin II (1803–1808). Akibatnya, Daendels menyerbu Banten dan menghancurkan istana Surosowan. Sang sultan kemudian diasingkan. Kesultanan Kacirebonan dibentuk sebagai pecahan dari Kanoman. Sebagai penguasa didudukkan Sultan Wakil Pangeran Suramanggala (1808–1809)
Daendels terpengaruh oleh “Egalite, Eraternite, Leberte “ dari Revolusi Perancis, sehingga aktivitas katolik diperbolehkan lagi menjalankan misinya didaerah koloni Belanda.

1809 M – Kesultanan Kasepuhan dan Kanoman (termasuk Kacirebonan) menjadi bawahan Belanda.
1810 M – Kerajaan Belanda dihapuskan oleh Perancis.
Di Cirebon, Sultan Kanoman Pangeran Suriawijaya dipecat dari jabatan Sultan dan dibuang ke Ambon oleh Daendels karena menolak mengirimkan pasukan untuk memerangi Bagus rangin.

Di Yogyakarta, Pemberontakan para bangsawan pimpinan Raden Rangga melawan Belanda.
Daendels bersama ribuan prajurit berangkat ke Yogyakarta, memaksa Hamengkubuwono II untuk mengundurkan diri dan menyerahkan kekuasaannya kepada Raden Mas Surojo, yang bergelar Hamengkubuwono III.

Hamengkubuwono II menggalang kekuatan bersama Pakubuwono II Surakarta dalam rencana mengusir Belanda.

Daendels mengibarkan bendera Prancis di Batavia.
1811 M – Sultan Mahmud II dari Turki Ottoman, mengirimkan pasukan dari Mesir di bawah pimpinan Muhammad Ali Pasha untuk menumpas pemberontakan Saud di sekitar Mekkah.
Daendels ditarik kembali ke Eropa untuk membantu Napoleon dalam ekspedisinya ke Moskow. Jan Willem Janssens diangkat sebagai Gubernur Jenderal yang baru.

ERA INGGRIS DI BAWAH RAFFLES (1811 – 1815)
Pada 4 Agustus 1811, 60 kapal Inggris muncul di pelabuhan Batavia, pusat kekuatan Belanda.
Inggris menyerbu Jawa dan berhasil menduduki Batavia.
Pasukan Belanda mundur ke Subang – Semarang – Srondol – Unggaran, lalu bertahan di Benteng Willem II.

Belanda mundur lagi ke benteng Willem I Bawen


Janssens kemudian menyerah dan menandatangani Kapitulasi Tuntang 18 September 1811 di Salatiga dimana ia bersedia menyerahkan seluruh jajahan Hindia Belanda kepada Inggris;
Pulau Jawa dan semua pangkalan milik Belanda di Madura, Palembang, Makasar dan Sunda Kecil diserahkan kepada Inggris.
Thomas Stamford Raffles diangkat sebagai Gubernur Jenderal di Jawa.
Pendudukan Inggris di Jawa pun resmi dimulai. Hamengkubuwono II kembali merebut gelarnya sebagai Sultan di Yogyakarta.
Raffles menerapkan kebijakan landrent system (sistem sewa tanah) karena tidak menyukai sistem Feodal
Raffles membentuk landraad (badan pengadilan) di setiap karesidenan, dan melarang perdagangan budak.
Di Iraq, Khalid al-Syahrazuri al-Kurdi (1776—1827) mengenalkan ajaran Naqsyabandiyah sesuai pemahamannya, dikenal dengan Khalidiyah/ Siddiqiyyah (mengacu ke Abu Bakar Ashshiddiq). Salah satu muridnya adalah ‘Abd al-Qadir dari Semarang yang kelak tahun 1881 menghebohkan Solo.

1812 M – Di Cirebon, Bagus Rangin tertangkap dan dieksekusi di tepi sungai Cimanuk, daerah Karangsambung,


21 Juni, Peristiwa Geger Spehi/ Sepehi.

Bekerjasama dengan Mangkunegara II, Raffles memimpin pasukan Inggris menyerbu, menjarah dan menduduki keraton Yogyakarta karena dinyalir Hamengkubuwono II hendak menggalang pemberontakan.

.
Hamengkubuwono II dilengserkan dan diasingkan ke Padang. Tahta Yogyakarta kembali diserahkan kepada Hamengkubuwono III.
Natakusuma mendirikan Dinasti Pakualam.
Di Kalimantan, Inggris menduduki Banjarmasin.
Raffles mengirim ekspedisi militer ke Palembang untuk menggulingkan pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin II dan merebut Pulau Bangka. Padahal, Sultan Mahmud Badaruddin II telah membantu Inggris mengusir Belanda.

1813 M – Kesultanan Banten dihapuskan oleh Raffles. Ia kemudian mendirikan pemerintahan langsung di sana.
Lahirnya ulama besar Nawawi al-Bantani, ahli tafsir, fiqh, sufi. Karyanya ratusan dan umumnya dicetak di mesir. Generasi ke-12 dari Sultan Maulana Hasanuddin, raja pertama Banten Putra Sunan Gunung Jati,
Di Jawa Tengah, Danureja IV diangkat sebagai Patih, menggantikan Danureja III (Sindu Segoro) yang sudah uzur.
====================
Dikisahkan bahwa Inggris dan Diponegoro tidak menyukai Danureja IV
====================
1814 M – Ekspedisi Inggris dibawah Raffles melaporkan penemuan Candi Borobudur, Prambanan, dan reruntuhan kota Trowulan ke Eropa untuk pertama kalinya.
Di Yogya, Hamengkubuwono IV naik tahta menjadi Sultan Yogyakarta di usia 13 tahun, Pangeran Diponegoro ditunjuk sebagai wali sang Sultan yang tak lain adalah adiknya sendiri.
Serat Centhini atau Suluk Tembangraras-Amongrogo ditulis oleh sejumlah pujangga dalam Kraton Surakarta seperti
– Kiai Yasadipura,
– R. Ng. Ronggowarsito dan
– R. Ng. Sastrodipuro.
ketua tim-nya adalah Kajeng Gusti Pangeran Adipati Anom (KGPAA) Amengkunegara III, putra mahkota Sunan Pakubuwana IV.
Karya ini semacam ensiklopedi dunia dalam masyarakat Jawa.

Pakubuwana IV mengangkat ulama (Kiai Makali) sebagai penasihat

Perjanjian Anglo-Dutch di Eropa, daerah yang diduduki Inggris akan diserahkan kepada Belanda lagi, termasuk Hindia Belanda.
Di Hijaz, Abdullah bin Saud Al Saud naik menggantikan ayahnya menjadi penguasa Emirat Diriyah dan melanjutkan pemberontkan terhadap Ottoman


1815 M – Di Yogya, Pemberontakan Sepoy/ Geger Sepoy yang melibatkan Pakubuwono IV. 

Panglima Tumenggung Sumodiningrat (menantu Sri Sultan Hamengkubuwono II) memimpin ribuan prajurit dalam mengadang pasukan Inggris dukungan Pangeran Prangwedono (Mangkunegara II).

menurut Habib Lutfi, Tumenggung Sumodiningrat merupakan gelar dari Habib Hasan bin Thohaa.

Belakangan, klaim-klaim Habib Lutfi tentang makam banyak ditentang oleh beberapa orang NU, semisal Kyai Mufid Sadullah Klaten. Dicurigai sebagai makam palsu dan pembelokan sejarah.

Sebelumnya, publik juga dibuat gempar dengan penelitian Imaduddin mengenai klan Ba’alawi yang terputus.

Di Bondowoso, Perlawanan Arya Galedak/ Aria Gledak/ Ratu Adil/ Hyang Giri Nata (Ratu Gunung)

Ario Galedak yang mantan pegawai perkebunan Hindia Belanda, berjanji akan mengusir orang Eropa dari bumi Ujung Timur Jawa atau Tapal Kuda, dan menghapuskan segala jenis pungutan dan pajak yang membebani rakyat kecil.

Ario Geladak melawan dua Patih Puger;

  • Bagian selatan di bawah mantri wedono bernama Patih Reksonegara,
  • sebelah utara (Bondowoso) di bawah Patih Kertonegoro. 

Perlawanan Arya Galedak/ Aria Gledak/ Ratu Adil/ Hyang Giri Nata (Ratu Gunung) dipadamkan oleh Ki Ronggo/ Raden Bagus Assra/ Mas Ngabehi Astrotruno/ M. NG. Kertonegoro.

Murid Aryo Geladak terbunuh; Durasit dan Wirasetya. 

Patih Reksanegara yang dinilai terlalu lunak, dianggap makar kemudian dibuang ke Banjarmasin bersama 40 orang pemberontak lainnya.

Pemerintah Hindia Belanda mulai membuat sejarah yang mendiskreditkan Sejarah Blambangan; semisal Serat Damarwulan dan Babad lain versi Belanda.
Joseph Kam, misionaris Protestan gerakan Pietisme, tiba di Ambon
Di Sumbawa, gunung Tambora meletus.

PERANG PADRI (1816 – 1833)
Tuanku Pasaman memimpin kaum Padri (agamawan) menyerbu Istana Pagarruyung, mengawali Perang Padri.
Sultan Arifin Muningsyah melarikan diri dari ibu kota kerajaan ke Lubuk Jambi.

Arifin Muning Alamsyah melarikan diri ke Kuantan dan kemudian meminta bantuan Belanda.
Tokoh terkemuka perang Padri adalah
– Haji Miskin
– Haji Piobang
– Haji Sumanik
lulusan Al Azhar Mesir yang berpaham Wahabi.
Trio ini merupakan mantan tentara Turki saat berperang dengan napoleon (Mangaradja Onggang Parlindungan)

1816 M – Perubahan iklim akibat erupsi gunung Tambora. Sebagian besar Bumi mengalami musim dingin berkepanjangan. Penyerahan kekuasaan dari Inggris kepada Belanda. Belanda secara resmi kembali menjadi penguasa di Hindia Belanda. Raffles meninggalkan Jawa dan pindah ke Bengkulu.
==============================
Di Sumatra, Ada kisah Penyerbuan pasukan Paderi ke Tanah Batak dimulai pada 1 Ramadhan 1231 H, dipimpin oleh Tuanku Rao (Pongkinangolngolan Sinambela) dan Lelo (Idris Nasution)

Dimulai dengan penyerbuan terhadap benteng Muarasipongi yang dipertahankan oleh Marga Lubis. Sebanyak 5.000 orang dari pasukan berkuda ditambah 6.000 infanteri meluluhlantakkan benteng Muarasipongi, dan seluruh penduduknya dibantai tanpa menyisakan seorang pun.
ikut pasukan Paderi menyerang Tanah Batak, yaitu Tuanku Tambusai (Harahap), Tuanku Sorik Marapin (Nasution), Tuanku Mandailing (Lubis), Tuanku Asahan (Mansur Marpaung), Tuanku Kotapinang (Alamsyah Dasopang), Tuanku Daulat (Harahap), Tuanku Patuan Soripada (Siregar), Tuanku Saman (Hutagalung), Tuanku Ali Sakti (Jatengger Siregar), Tuanku Junjungan (Tahir Daulay) dan Tuanku Marajo (Harahap).

Menurut Hamka, kisah ini masih dipertanyakan
==============================
1817 M – Raffles menyelesaikan penulisan buku ‘History of Java‘, yang berisi tentang rangkuman penelitian kesejarahannya tentang Jawa.
Raffles juga berperan dalam penamaan bunga Rafflesia Arnoldi dan penemuan Candi Borobudur yang saat itu tertimbun tanah.
Inggris menyerahkan Banjarmasin ke Belanda.
Pada 15 Oktober 1817, Raffles mendapat mandat sebagai Gubernur Jenderal di Bencoolen atau kini disebut Bengkulu.

Di Saparua Maluku, perlawanan Thomas Matulessy atau Pattimura terhadap Belanda.
15-16 Mei Perlawanan rakyat Saparua dari pelabuhan ke Benteng Duurstede.


Bulan Juli, bala bantuan belanda tiba dari batavia.
Bulan Nopember, Kapitan Paulus Tiahahu (ayah Christina Martha Tiahahu) ditangkap kemudian dihukum mati.
Bulan Desember, Desember 1817, Pattimura dihukum gantung di alun-alun Kota Ambon
Di Manado, datangnya pendeta KAM/ Apostel Der Malukken (Rasul dari Maluku).

1818 M – Belanda mengakhiri perdagangan budak di Jawa.
Di Cirebon, Pangeran Matangaji dibantu Laskar Santri mengobarkan perang Kedondong dan memenangkan pertempuran.
Di Istanbul, Anak Saud yang mengobarkan perlawanan terhadap Ottoman, yaitu Abdullah bin Saud (Amir Abdullah) dieksekusi.


1819 M – Penyerbuan Paderi terhadap Singamangaraja X di Benteng Bakkara. Orang-orang Siregar Salak dari Sipirok dipimpin oleh Jatengger Siregar ikut dalam pasukan penyerang, guna memenuhi sumpah Togar Natigor Siregar dan membalas dendam kepada keturunan Raja Oloan Sorba Dibanua, yaitu Singamangaraja X.
Di Sambas kalimantan barat, perjanjian dagang antara Sultan Muhammad Ali Tsafiuddin (1815-1828) dengan pemerintahan kolonial Belanda

Di Bondowoso, Ki Ronggo/ Raden Bagus Assra/ Mas Ngabehi Astrotruno/ M. NG. Kertonegoro, ulama keturunan kerajaan Madura, menjabat sebagai Bupati I Bondowoso (1819-1830)

1820 M – Penyerbuan pasukan Paderi terhenti tahun 1820, karena berjangkitnya penyakit kolera dan epidemi penyakit pes. Dari 150.000 orang tentara Paderi yang memasuki Tanah Batak tahun 1818, hanya tersisa sekitar 30.000 orang dua tahun kemudian. Sebagian terbesar bukan tewas di medan pertempuran, melainkan mati karena berbagai penyakit.


Di Kalimantan, Ahmad Khatib Sambas, 17 th (1803-1872) berangkat dan bermukim di Mekkah. Kelak menjadi pemimpin Tarekat Sufi Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah.

  • Murid-murid dari Indonesia diantaranya:
    Syaikh Abdul Karim dari Banten,
    Syaikh Ahmad Thalhah dari Cirebon, dan
    Syaikh Ahmad Hasbullah dari Madura,
    Muhammad Isma’il Ibn Abdul Rahim dari Bali,
    Syaikh Haji Ahmad dari Lampung dan
    Syaikh Muhammad Makruf Ibn Abdullah al-Khatib dari Palembang.
    Syaikh Nuruddin dan Syaikh Muhammad Sa’ad putra asli Sambas
    Kholil Bangkalan

1821 M – Di Sumatra dimulai Perang Padri ke-I (1821-1825) karena pertentangan antara kaum Padri dengan kaum Adat (golongan yang masih mempertahankan adat istiadat seperti berjudi, sabung ayam, dan minum minuman keras)
Kaum Adat dibawah Sultan Tangkal Alam bagagarsyah membolehkan Belanda mendirikan pos di Simawang.
– Tuanku Pasaman (padri) memimpin wilayah Lintau.
– Tuanku Nan Renceh (Padri) memimpin wilayah Baso.

Belanda membangun benteng Fort Van der Capellen di Batusangkar.


Tuanku Rao tewas dalam pertempuran di Air bangis pada 5 September 1821, sedangkan Tuanku Lelo (Idris Nasution) tewas dipenggal kepalanya dan kemudian tubuhnya dicincang oleh Halimah Rangkuti, salah satu tawanan yang dijadikan selirnya.


1824 M – Traktat London; Perjanjian Inggris-Belanda untuk membagi wilayah jajahannya.
Namun Inggris sudah mengirim Misionaris ke Batak, Sumatra.
Di Arab Saudi, Turki bin Abdullah bin Muhammad (bani Saud) merebut kendali Riyadh dari pasukan Mesir. Mengawali Negara Saudi Kedua (1824-1891) yang wilayah kekuasaannya tak termasuk Mekkah dan Madinah.
Mekkah dan Madinah masih dibawah kendali Ottoman

1825 – 1830 M – Perang Diponegoro di Jawa.
Di Sumatra dilakukan Perjanjian Padang antara Padri vs Adat dukungan Belanda.
Naasnya, kaum adat menjadi menderita karena kebijakan tanam paksa dan kerja rodi di wilayah pemerintahan Belanda.
Di Jawa, belanda yang akan membuat jalan raya yang menerobos Makam leluhur Diponegoro memicu perang Diponegoro.

Kelompok Perlawanan bermarkas di Goa Selarong, Bantul, DIY.

Markas lainnya di Wonosobo, dipimpin oleh Kandjeng Raden Tumenggung Setjanegara/ Muhamad Ngarpah/ Kyai Wanasaba, Kyai Goplem, Kyai Putih, dan Kyai Wan Haji.

Diponegoro didukung oleh Ulama Kasunanan

  • Kyai Mojo dari desa Mojo sebelah timur Surakarta,
  • Kyai Syuhodo Som (Wonorejo-Bekonang),
  • Kyai Hudowijoyo (Pingit-Karanganyar),
  • Kyai Sayidiman (Gempol, Mulur, Sukoharjo), dan
  • Kyai Muqayat (Pengkol, Delanggu, Klaten)


1825 M – Sultan Tangkal Alam Bagagarsyah dikhianati Belanda, berbalik membantu kaum Padri.

Di Tambak Beras Jombang, Abdus Salam (alias Mbah Shoichah) putra Abdul Jabbar putra Abdul Halim (Pangeran Benowo) putra Abdurrohman (Jaka Tingkir) usai membuka lahan, mendirikan masjid Gedang (Gedang Njero). Cikal bakal lokasi pesantren Tambak beras.


1826 M – Perang gerilya merebak di seluruh Jawa Tengah dan Jawa Timur, sebagai akibat dari menyebarnya gerakan anti-Belanda yang dipelopori oleh Diponegoro. Du Bus diangkat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda, menggantikan Van der Capellen.
Belanda membebaskan Hamengkubuwono II dari pembuangan dan mengangkatnya kembali menjadi Sultan Yogyakarta. Pasukan Belanda memukul mundur Diponegoro dan pengikutnya di Gowok.
Raffles wafat.

Di Batavia, didirikan Prefektur Apostolik Batavia sebagai akibat pemisahan antara negara dan agama.

Di Kuta Bali, Belanda berhasil mendirikan kantor dagang ata persetujuan Raja Badung I Gusti Made Ngurah.
Di Kalimantan, Sultan Banjar yang berkedudukan di keraton Martapura (istana kenegaraan) menyerah ke Belanda pada tanggal 14 Mei 1826.
Di Persia, Syaikh Ahmad pembawa ajaran Syaikh wafat, dilanjutkan oleh Kazim Rashti 33 th (1793–1843), kelak menjadi guru bagi Bab (Cikal bakal Baha’iyah).

1827 M – Puncak Perang Diponegoro.
Di Surabaya, penginjil Johannes Emde mulai beraktivitas.


Penginjil Coolen juga mulai membuka sentra Kristen Kejawen di Ngoro, Jombang.
Syahadat Khasnya;
“La illahaila Allah, Yesus Kristus Putrane Allah”.
Murid-murid Coolen;
– Kyai Yakobus Singotaruno/ Singotruno,
– Kyai Eliasar Kunto,
– Paulus Tosari,
– Kyai Abisai Ditotaruno/ Ditotruno dan
– Ki Dalang Yohanes Dasimah.

kelak jamaah Coolen dan Emde akan berkonflik setelah sebelumnya berdampingan di hutan Dagangan dan hutan Kracil timbul.
Di Cirebon, Hasan Maolani Lengkong menulis Kitab “Hikayat Seribu Masalah”
1828 M – Kyai Maja/ Kiai Mojo/ Madja, seorang abdi setia dan penasihat pribadi Diponegoro, ditangkap oleh Belanda dan diasingkan ke Tondano sulawesi Utara.

1829 M – Pangeran Mangkubumi dan Senapati Sentot Alibasyah, pendukung dan pengawal setia Diponegoro, menyerahkan diri kepada Belanda disambut dengan penghormatan secara militer oleh Jenderal De Kock.
Sentot menganggap bahwa Diponegoro mulai terlalu mengkultuskan diri sendiri dan tujuan perjuangannya untuk kekuasaan semata.
Sentot/ Basya Imam Abdul Kamil Sentot dikirim ke Sumatra untuk melawan kaum Padri.
Setelah menyadari taktik belanda, sentot berbalik bergabung dengan Padri bersama memerangi belanda.

Sentot meninggal dan dikuburkan di Bengkulu.

Di India, penjajah Inggris Lord William Bentinck secara resmi melarang ritual Sati (Bengal Sati Regulation).

Kelak pemerintah India sendiri secara resmi melarang tahun 1987!


Di Kalimantan, Perhimpunan Misionaris Jerman Rhenish mengunjungi Banjarmasin dan Kalimantan Barat
1830 M – Pangeran Diponegoro ditangkap oleh Belanda setelah tertipu bujukan untuk mengadakan diplomasi di Magelang. Ia dibuang ke Manado, lalu ke Makassar.

Perang Diponegoro pun berakhir. Diperkirakan separuh lebih populasi Yogyakarta lenyap akibat perang ini.
Wilayah kekuasaan Yogyakarta dan Surakarta menjadi semakin sempit. Johannes Van Den Bosch diangkat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda. (G.G. (Gouverneur-Generaal))
Ia mulai menerapkan sistem tanam paksa terhadap rakyat, lalu mendirikan KNIL sebagai kesatuan tentara resmi Hindia Belanda.
Semua Senopati Diponegoro (panglima perang) berpencar keseluruh Jawa Timur dengan menggunakan nama-nama samaran yang bertujuan menghilangkan jejak terhadap Belanda.

  • Pangeran Soero Adimerto berganti nama Kyai Ageng Peroet,
  • pangeran Honggo Koesoemo menjadi Mbah Onggo.
  • Abu Ghonaim/ Kyai Gubug Angin menjadi Mbah Wastu bermukim ke Batu, Malang
  • Kandjeng Kyai Zakaria II (Ulama Besar) menjadi Mbah Djoego/ Eyang Joego, bermukim dilereng Gunung Kawi.

Di masanya Mbah Djugo dipercaya menyembuhkan warga dari wabah kolera di jawa timur.

Sedangkan keturunan mbah Joego, Raden Mas Singowiryo dimakamkan terpisah sekitar 50 meter, disamarkan dan sekarang dikenal masyarakat dengan ‘Kuburan Tandak’.

  • Di Pacitan; Abdul Mannan/ Bagus Darso, putra R. Ngabehi Dipomenggolo, seorang Demang di daerah Semanten, mendirikan pesantren Termas.

    Sebagian pasukan Diponegoro menuju Tambak Beras untuk mondok (pondok selawe, santrinya 25 orang)


PENJAJAHAN DIMULAI; Cultuurstelsel (Staatsblad Tahun 1834 No. 22)/ TANAM PAKSA
Ketika Belanda mengkhianati Perjanjian Padang, dimulai Perang Padri ke-III (1830-1837) dimana kaum Adat memihak kaum Padri pimpinan Tuanku Imam Bonjol.
Kelompok perlawanan bermarkas di Benteng Bonjol.


1831 M – Di daerah Minahasa, 12 Juni 1831, Penginjil Johann Friedrich Riedel dan Johann Gttlieb Schwarz menginjakkan kaki di Manado.
Di Semarang, Bruckner dan Emde menterjemahkan Perjanjian Baru ke dalam bahasa Jawa.

Islam Nusantara vs Ngabdullah Ibrahim Tunggul Wulung (Toenggoel Woeloeng)

1832 M – Mas Ngabehi Poerbawidjaja dan Mas Ngabehi Mangoenwidjaja menulis Babad Kadhiri atas pesanan Pemerintah Hindia Belanda, pasca perang Diponegoro, salah satu isinya menyebutkan bahwa
Raja Joyoboyo mempunyai 2 abdi setia bernama;
– Kiai Doko, kemudian menjadi Senopati Perang Tunggul Wulung
– Kiai Dhoho, kemudian menjadi patih Buta Locaya
Saat Joyoboyo Hilang moksha, kedua abdi ini ikut moksa.
Buta Locaya ditugaskan untuk menjaga Selabale (gua Selomangleng).

Tunggul Wulung diperintahkan untuk menjaga kawah Gunung Kelud agar letusannya tidak banyak merusak desa sekitar, dan memakan banyak korban jiwa. Konon, nantinya Raja Jayabaya akan datang kembali, dan tugas Tunggul Wulung adalah mempersiapkan kedatangan sang raja yang telah muksa.
Mangoenwidjaja, mengakui bahwa karyanya merupakan cerita fiktif hasil dari dialog dengan jin yang didatangkan dengan ritual pemanggilan tertentu.
Jin tersebut mengaku bernama Buta Locaya.
Nama “Tunggul Wulung” memiliki arti “Panji/ Bendera Biru-Hitam”.


1834 M – Di manado berdiri jemaat atas peran pendeta Riedel dan Schwarts:
Jemaat Betanie Singkil Sindulang, Jemaat Bengkol, Jemaat Sion Bailang, dan Jemaat Nazaret Tuminting.
Cikal bakal GMIM (Gereja Masehi Injili di Minahasa).
1836 M – di pedalaman kalimantan, Johann Becker, menerjemahkan Injil ke dalam bahasa Dayak Ngaju .
1837 M – Di Sumatra, Kaum Padri di benteng Bonjol mulai terdesak.
Bulan Oktober, Tuanku Imam Bonjol ditangkap dan diasingkan ke Cianjur lalu ke Minahasa.
Bulan Nopember, Tuanku Imam Bonjol wafat (dimakamkan di Peneleng dekat Manado).
1839 M – Di Lengkong, Hasan Mawlani (Eyang Hasan Maolani alias Kiai Lengkong; (1782– 1874)) mendirikan pesantren dan mengajarkan tasawuf secara ekstrem (Syattariyah).
Menurut Jan Isaäc van Sevenhoven (w. 1841); Kiai Lengkong mengajari murid- muridnya agar makan dan tidur sekadar untuk bertahan hidup. Mereka juga menghabiskan sebagian besar waktu untuk berbaring tengkurap membaca teks dengan cahaya yang masuk lewat lubang-lubang kecil di dinding kamar komunal mereka.
Ini adalah cikal bakal Pesantren Raudhlatut Thalibin, Lengkong, Kuningan



Hasan Maolani merupakan murid dari pesantren;
Kiai Alimudin, dari Pangkalan
Kiai Sholehudin & Kiai Kosasih, dari Kadugede.
Kiai Bagus Arjaen, dari Rajagaluh.


1840 M – Ngabdullah (1800 – 1885) dari Juwono Pati, umur sekitar 40 tahun, mantan pengikut Diponegoro, terobsessif oleh Babad Kadhiri segera meninggalkan Pati untuk bertapa di lereng gunung Kelud selama 7 tahun untuk menyongsong Prabu Joyoboyo (bambang Noorsena).
Di lereng bertemu dengan Endang Sampurnawati (Anak Bupati Kediri, lantas menjadi istrinya).
Daerah Pati saat itu kondisi ekonomi sangat sulit dengan kebijakan Tanam Paksa oleh Belanda.
1841 M – Di Pagarruyung, Sumatra, Tuan Gadang di Batipuh (penerus Sultan Tangkal Alam Bagagar) memimpin pemberontakan melawan dominasi Belanda.
Di Karbala, Bab (22 tahun) berguru ke Kazim Rashti (48 tahun)
1842 M – Di Jawa, Konflik diantara penginjil Kristen resmi (Emde) dan tidak resmi (Coolen, Kristen Wiung)
1842 M – Kiai Lengkong diasingkan di Tondano, Sulawesi Utara.
1843 M – Bencana Kelaparan akibat kebijakan Tanam Paksa di Cirebon.
Eyang Hasan Maolani yang mendeklarasikan dirinya sebagai “Pembaharu Agama” di Karesidenan Cirebon diasingkan ke Tondano Sulawesi Utara, bersama tahan perang pengikut Diponegoro Jawa Tengah.
Di Persia, Kazim Rashti, guru aliran Syaikh, mengeluarkan nubuat sebelum meninggal; bahwa Mahdi akan segera muncul.
Salah satu pengikutnya, Mullá Husain , setelah i’tikaf selama 40 hari di masjid , melakukan perjalanan ke Shiraz dan bertemu dengan Báb, cikal bakal Baha’i


1844 M – Kapal Belanda terdampar di Pantai Buleleng. Sesuai dengan hukum tawan karang, kapal itu menjadi milik Kerajaan Buleleng. Kelak hal ini menyebabkan marah Hindia Belanda dan menyerbu Buleleng tahun 1849


Di Surabaya, Coolen diadili.
Jamaah Coolen berbondong=bondong inta dibaptis di surabaya karena sudah tak percaya dengan Coolen.
Coolen menjadi marah karena menghendaki Kristen yang berakar ke budaya jawa. Selain itu, istri Coolen lebih dari satu akan bermasalah dengan hukum Indische Kerk
kelak pusat Kristen dibangun lagi oleh Jellesma di Mojowarno, sebelah Ngoro.
https://leiden.georeferencer.com/compare#101172551433

Karolus Wiryoguno dan adiknya Samodin Simson serta J. Emde berangkat untuk menghadap Residen Surabaya PJB
De Perez di kantornya, bernita membuka lahan di mojoagung.
Di Iran, Báb/ Sayyed ʻAlí Muḥammad Shírází mengklaim sebagai “pintu untuk utusan Allah mendatang”/ pintu untuk 12 Imam Syiah, disebut sebagai Bab dan pengikutnya Babisme.
Deklarasi disaksikan oleh Mullá Husain, aliran Syaikh
Bab berdakwah di rentang 1844-1850 M hingga dieksekusi.


1846 M – Di Bali, Belanda yang memenangkan perang, mendirikan pusat Misionaris di Singaraja.

Benteng Duurstede Saparua

Eduard Douwes Dekker (multatuli) bertugas di Purworejo jawa Tengah
1847 M – Ritual kremasi Dewa Manggais, raja penguasa Gianyar, tiga orang istrinya yang berasal dari kasta bawah melakukan Sati/ Bela. (R. Friederich)
Di Batavia, Mgr. P. Vrancken Pr (1847-1874) diangkat menjadi Vicaris Apostolik.
1848 M – Ngabdullah berganti nama menjadi Tunggul Wulung.
Van Akkeren menduga Ngabdullah ingin menyamakan dirinya dengan Tunggul Wulung, penjaga Gunung Kelud, lambang kekuatan yang menyelamatkan dunia dari kehancuran.

TENTANG NAMA TUNGGUL WULUNG
Bedakan dengan bendera bernama Kyai Tunggul Wulung yang merupakan hadiah dari Sultan Turki tahun 1641 M.
Bedakan juga dengan seorang pelarian dari Majapahit bernama Ki Ageng/ Panembahan Tunggul Wulung yang makamnya di duga berada dekat bandara Tunggul Wulung Cilacap atau tepi sungai Progo Sleman

Sosok Ngabdullah Tunggul Wulung, menurut Gus Muwaffiq adalah orang Miskin yang hendak mengambil hati Belanda, mulai menyebarkan Kristen dan mengarang cerita:
– Yesus Kristus lahir di Gunung Lawu dan Kristus berarti ‘keris yang tus’ keris yang sejati.
– Ratu Adil yang selama ini diharap-harapkan kedatangannya oleh orang Jawa tidak lain adalah Kanjeng Nabi Isa Rohullah.
– Mengarang cerita Sabdapalon Nayagenggong, Darmogandul, Gatoloco, Nyi Roro Kidul mantu.
isi cerita Sabdapalon Nayagenggong menyebutkan bahwa penyerang yang menghancurkan Majapahit adalah Demak. Padahal yang menghancurkan Majapahit adalah Girindrawardhana dendam lama Jayakatwang Kediri. Diduga hasil jiplakan Babad Kadhiri;
Sedangkan Tulisannya berjudul Darmogandul dan Gatoloco adalah Kitab porno.
=====
Di Persia, Bab yang sangat populer sebagai utusan Tuhan, dipenjara di benteng Chehriq dekat perbatasam Turki dan Azerbaijan, bersiap dieksekusi,


1849 M – Patih kerajaan Buleleng, I Gusti Ktut Jelantik, memimpin perlawanan terhadap Belanda. (Perang Jagaraga).

Belanda dibantu Bangli akhirnya menundukkan Buleleng di Bali.
Bencana Kelaparan akibat kebijakan Tanam Paksa di Demak
Belanda kembali menyerbu Bali, menundukkan Jembrana dan Karangasem.


Eduard Douwes Dekker (multatuli) bertugas di Manado
Dr. N Van der Tuuk, penginjil Belanda tiba di Batak.
Sedangkan Hoezoo tiba di Semarang. Penulis Hindia Belanda Melati van Java (nama samaran dari Nicolina Maria Sloot) juga pernah menulis roman berjudul Van Slaaf Tot Vorst, yang terbit pada tahun 1887.

Hindia Belanda juga berperang dengan Klungkung dimasa Dewa Agung Istri Kanya (ratu, 1814–1850)

1850 M – Terbit Babad Kadhiri secara resmi, hasil dialog dengan jin (Agus Sunyoto).
Bab dan pengikutnya dieksekusi di Tabriz oleh Amir Kabir/ Mirza Taghi Khan Farahani/ Atabak/ Amir-e Nezam , menteri Naser al-Din Shah Qajar ( Syah dari Persia )
Kisah eksekusinya diceritakan sebagai berikut;
Pada pagi hari tanggal 9 Juli 1850 (28 Sya’ban 1266 H ), Báb dan Anís digantung di dinding dan regu tembak besar tentara bersiap untuk menembak.
Tembakan pertama gagal membunuh Báb; peluru malah memotong tali yang menahan mereka dari dinding.
Regu tembak kedua berhasil mebmbunuh Bab.
Jazad Báb dan Anis dibuang ke selokan dan dimakan anjing, sebuah tindakan yang dikutuk oleh Justin Sheil , Menteri Inggris saat itu di Teheran.
Jenazah lalu diangkut secara sembuny -sembunyi melalui Isfahan, Kirmanshah, Baghdad , Damaskus , Beirut , dan kemudian melalui laut ke Acre di dataran di bawah Gunung Karmel pada tahun 1899.
Pada tanggal 21 Maret 1909, jenazahnya dikebumikan di sebuah makam khusus, Kuil Báb , Gunung Karmel di Haifa , Israel saat ini.
Kelak 13 tahun kemudian (1863M) ada pengikut Bab yang melembagakan ajaran ini.

1850 M – Bencana Kelaparan akibat kebijakan Tanam Paksa di Grobogan.

Di Serang, Pemberontakan Wakhia (Perang Gudang Batu). Salah satu pejuang adalah Kiai Muhammad Abbas, ayah ki Wasyid yang kelak memimpin geger cilegon

1851 M – Jellesma/ Jelle Eeltjes Jellesma (1851–1858), penginjil Belanda tiba di Mojowarno, Ngoro Jombang. Mendirikan gereja membantu Paulus Tosari (aktif (1848-1882) yang diangkat menjadi penginjil. 

Jellesma berusaha menyatukan antara jemaat versi Emde dengan jemaat Coolen.

Tahun yang sama, penginjil Jansz menuju Pekalongan dari arah Semarang.

Penginjil Vermeer (1861) menuju Tegal.

Eduard Douwes Dekker (multatuli) dari Manado dipindah ke ambon.

1852, Di Bugis, Putri kerajaan Tanete Colliq Pujié/ Retna Kencana Colliq Pujié Arung Pancana Toa Matinroé ri Tucaé (1812-1876), menemukan naskah kuno La Galigo, karya sastra terpanjang (12 Jilid) yang ditulis rentang abad 13-15 M

Sastra ini berkisah tentang lahirnya manusia (Bugis) yang merupakan hasil perkawinan Pangeran dari Penguasa Langit dengan putri dari penguasa laut

Tokoh utama bernama Sawerigading yang dipercayai sebagai pangeran dari Luwu tahun 564 M

1855 M – Tunggul Wulung (Ngabdullah) turun dari lereng gunung kelud menuju ngoro, sempat bertemu dan dibaptis oleh Jellesma di Mojowarno Jombang, sebelum Jellesma meninggal dunia 16 April 1858.

Jellesma digantikan oleh S.E. HARTHOORN (penginjil yang bertugas di Malang) hingga 1860.

Pangeran Diponegoro wafat dalam pembuangannya di Makassar.

Di Papua, Misionaris Carl Ottow dan Johann Geisler, di bawah inisiatif Ottho Gerhard Heldring , tiba di pulau Mansinam , dekat Manokwari

1856 M – Pasrah Karso, Pieter Jansz, Tresna Wirodiwongso dan Petrus menyebarkan Injil di Jepara Jawa Tengah.

Eduard Douwes Dekker (multatuli) dipindah dari Ambon ke Lebak Banten

1857 M – Tunggul Wulung kembali ke Pati dan melakukan aktifitas misionaris di desa Banyutowo dan Tegalombo hingga kematiannya.

Menurut Pieter Jansz (Zendeling Mennonit jepara);

“…gagasan Ibrahim masih bersifat Islam..”

S. Coolsma;

“..Sikapnya sok pandai, seluruh yang diocehkannya (tentang Kristen) masih bersifat Islam”

Di Semarang, meninggalnya Gottlob Bruckner, penerjemah PB Bahasa Jawa.

Di Gresik, Abdul Jabbar (w.1907) mendirikan pesantren Maskumambang.

1858 M – Misionaris Katolik Pastor Van De Vries berlabuh di Kema, Minahasa, mulai membabtis dan mengawali kembalinya Gereja Katolik ke Indonesia.

Pastor ini dikirim atas permintaan Daniel Mandagi, tentara KNIL, setelah berkirim surat ke Pastor Leijnen di Semarang dan Uskup Vrancken di Batavia (Albertus Sujoko)

Di Bali, bangsawan Njoman Gempol melakukan pemberontakan. Akhirnya Njoman Gempol diasingkan di Jawa.

1859 M – Perang Banjar/ Banjarmasin dipimpin oleh Pangeran Antasari dan Pangeran Hidayat dari kerajaan banjar melawan Belanda.

1860 M – Suiker Contracten (Kontrak-kontrak Gula) yang ditulis oleh Frans van de Pute.

Di Mojowarno, NZG menunjuk W. HOEZOO dari Semarang sebagai pengganti S.E. Harthoorn.

Sistem tanam paksa lada dihapus

1860 M – Muncul Naskah Perang Bubat dalam Kidung Sunda ditulis oleh orang Bali atas suruhan Belanda.

Isinya tentang pembantaian Sunda oleh Majapahit. Cerita dalam naskah ini fiktif menurut Agus Sunyoto.

Nomensen (Ludwig Ingwer Nommensen , w.1918), seorang penginjil protestan-Lutheran dari German Rhenish Missionary Society, masuk ke tanah Batak. 

Menerjemahkan Alkitab ke bahasa Batak di desa Huta Dame

Di Cirebon, Kartawidjaja (1849—1914) sebelum murtad dari Islam dan masuk kristen, memetakan tiga kelompok islam di jawa sebagai:

  • Naqsyabandiyyah (yang diyakininya dipimpin di Mekah oleh ‘Abd al-Qadir dari Semarang, jika bukan oleh sang wali ‘Abd al-Qadir al-Jilani sendiri ),
  • Syattariyyah, dan
  • “Tarek Moehamaddia”/ “Akmaliyyah” (ajaran-ajaran yang kerap dikaitkan dengan Wali Sanga).

1858 – 1863 M – Kakawin Babad Badra Santi digubah menjadi Kidung oleh Ki Kamzah (R. Panji Kamzah, anak dari cicit Tejakusuma IV) untuk melengkapi karya Carita Lasem.

Carita Lasem berisi tentang Sejarah Kerajaan Lasem dalam kurun waktu 1351 sampai 1863. Mulai dari Dewi Indu atau Bhre Lasem I (-1382) sampai dengan Ki Kamzah.

Salah satu kutipannya ;

“… Pangeran Santibadra mengabdi ke Majapahit (1469), dia didampingi oleh Eyang Kakek Pandhita Na Wang I. Selain Na Wang I, Pangeran Santibadra juga dipanakawani oleh Gin Hong, Kecruk, dan Palon….

… Santi Badra dinobatkan menjadi Tumenggung Wilwatikta oleh Kertabumi”

Perhatikan dengan Sabda palon pada karya Darmagandul karya Ngabdullah Tunggul Wulung.

Karya ini terbit hampir bersamaan, apakah mereka berdua teman akrab? belum ada informasi…

Kelak di abad 21, dongeng khayal ini masih dijadikan bahan rujukan oleh penulis Damar Shashangka (Buddha), pembacanya pun ikut percaya…..

Tahun yang sama, mulai beredar Kisah Perang Bubat Majapahit di Bali, padahal kisah ini tidak terdapat di Kronik Sunda (Babad Sunda).

1860 M – Terbit novel Max Havelaar karangan Multatuli

Inggris merilis kapal tempur berbahan besi pertama HMS warrior. Bandingkan tulisan Tome Pires mengenai Teknologi kapal Pati Unus di tahun 1500-an.

1861 M – Syaikhona/ Syaichona, Syeh Kholil Bangkalan (1834-1925), keturunan gunung Jati, sepulang dari Mekkah mendirikan Pesantren di Kademangan, Bangkalan.

Di masa itu, ada tiga tarekat di madura dan jawa pada umumnya;

  • Naqsyabandiyah
  • Tijaniyah
  • Qadiriyah wa naqsyabandiyah

1862 M – Di Kalimantan, Pangeran Antasari meninggal dunia terkena Cacar (Ricklefs), perlawanan terhadap Hindia Belanda dilanjutkan oleh Sultan Mahmud Seman bersama tokoh-tokoh Dayak.

1863-1864 M – Pada masa Turki Ottoman dan Sassaniyah Persia, Husayn-`Ali Nuri melanjutkan ajaran Bab (yang telah dieksekusi tahun 1850), mengaku mendapat wahyu di Iran mendirikan Baha’iyah yang mengajarkan nilai penting dari semua agama; kesatuan semua orang, menolak rasisme dan nasionalisme.

Bahaullah mengaku keturunan dari Ibrahim melalui jalur Keturah.

1863 M – Utrecht Mission Society (UZV) bergabung dengan misionaris Papua di Manokwari dalam perkebunan tembakau. 

1864 M – Tuanku Imam Bonjol wafat pada usia 93 tahun di Manado.

Sistem tanam paksa diubah menjadi sistem ekonomi liberal.

Di Semarang; Johanes Kruyt (penginjil NZG Semarang) mengajak bertukar posisi W. HOEZOO (penginjil NZG Mojowarno.)

Di Singaraja Bali, Belanda mendatangkan Tiga misionaris dari Protestant Utrecht Mission Society.

Gerakan perlawanan Haji Rifangi di Pekalongan 

1865 M – Babad Sengkalaning Momana ditulis oleh Pangeran Suryonegoro, berisi kisah Aji Saka.

Sri Sultan Hamengkubuwana VI (1855-1877) memerintahkan penulisan Kitab Hukum Serat Angger Pradata Awal dan Akir (PBA).

1865 – 1870 M – Sultan Aceh Mansyur Syah meminta bantuan ke Turki Utsmaniyah. Sebagai balasan, Sultan Abdul Majid I mengirimkan beberapa alat tempur untuk Aceh dalam rangka melawan Belanda.

Di Batak, Peter Johannsen, dikirim untuk membantu penginjilan Nommensen.

Peter Johannsen memuji hasil terjemahan ke bahasa Batak.

1866 M – Di Kalimantan Pasca perang Banjar, misionaris berdatangan lagi ke Banjarmasin.

1868 M –  Imam Katolik Peter Y De Vries S.J. memulai aktivitasnya di Minahasa. 

Di Bali,  Ida Mahe Rai memberontak. Segera ditaklukkan oleh Kolonel de Brabant

1869 M – Terusan Suez dibuka. 

Jalur dari eropa ke Hindia Belanda menjadi lancar.

1870 M – Penghapusan Tanam Paksa. Pemberlakuan Undang-Undang Agraria dan Undang-Undang Gula oleh pemerintah Belanda yang mengijinkan pihak swasta (Eropa) membuka usaha perkebunan di Hindia Belanda.

Kyai Sadrah Surapranata (Radin Abah/ Sadrach) murid Tunggul Wulung dari Karangyasa (Banyumas) menyebarkan Kristen Abangan.

Kelak ajaran Sadrah menjadi cikal bakal Gereja Kerasulan (Kerasulan baru).

Sadrach melakukan “Debat Umu” dengan para kiai (guru Jawa).  Guru yang kalah, bersama dengan murid-muridnya, harus berguru kepada guru yang menang.

1871 M – lahir Traktat Sumatra.

Di Batavia, Habib Utsman bin Yahya diangkat sebagai Mufti Batavia (1871-1913). Mufti ini kontroversi karena di salah satu sisi mendukung penjajahan Belanda. Pendapatnya nanti banyak diikuti oleh Snouck Hurgronje.

1872, Charles Taze Russell mendirikan Saksi Yehova atau Saksi Yehuwa (Jehovah’s witnesses). Inti ajarannya;

– Yehuwa adalah satu-satunya Allah,

– Yesus adalah Putra Allah, bukan bagian dari Tritunggal. (mirip Arian; Yesus berbeda substansi dengan Allah Bapa)

Di Maluku, Hindia Belanda menmgklaim melakukan Perjanjian dengan Kesultanan Tidore mengenai Status Papua.

1872-1876 M – Di Banten, Haji Abdul Karim/ Kyai Agung, menyebarkan kegiatan tarekat Qadiriyah.

1873 M – tindak lanjut Traktat Sumatra, pasukan Belanda mendarat di Pantai Cermin Meuraksa menandai awal invasi Belanda Aceh.

Jemaat Sadrach dari orang islam yang kalah gara-gara Debat Umu mencapai 2.500 orang.

  • Karangjasa (1871).
  • Banjur (1872).
  • Karangpucung (1873).
  • Kedungpring (1873).
  • Karangjambu (1873).

1874 M – Terbit babad Tanah Jawi versi Meinsma.

Meinsma mendasarkan karyanya pada babad yang ditulis Carik Braja.

1876 M – Kyai Agung berangkat ke Mekkah,  konon diangkat menjadi pengganti Syekh Chatib Sambas, pemimpin tertinggi tarekat Qadiriyah.

Di Singkawang, Kalimantan, didirikan Gereja katolik pertama didukung oleh Vatikan.

1877 M – Di Tapanuli, Sumatra Utara, Raja Sisingamangaraja XII menyatakan perang kepada Belanda. perang berlangsung hingga tahun 1907 M dengan meninggalnya Sisingamangaraja XII disertai putra dan putrinya.

1880 M – Theodor Herzl menginisiasi gerakan imigrasi kembali ke Israel.

=========================

Bagian ini bisa dibaca di sini; http://genghiskhun.com/yahudi-zionis-kristen-zionis-dan-islam-zionis

=========================

Ahmad b. Zayni Dahlan (1816—86) menulis mengenai sejarah Islam.

Kiai Hajji Hamim dari Gadu Pesing dan Soleh/ Sholeh Darat (1820-1903) Semarang, mengkhususkan diri dalam menerjemahkan karya-karya berbahasa Arab

1881 -1884, Pogrom Tsar Rusia pertama.

1882 M – Teuku Umar, Cut Nyak Dhien, dan pasukan Aceh berhasil menguasai daerah Meulaboh.

Di Jawa, Hindia belanda membentuk Priesterraden yang bertugas mengawasi pesantren-pesantren.

Di Banyuwangi, Abdul Basyar mendirikan pesantren Al Ashriyah di Dusun Jalen, Desa Setail, Kecamatan Genteng.

1883 M – Tanggal 23 Agustus, Erupsi dahsyat Gunung Krakatau di Selat Sunda. efeknya hingga 5 tahun di sekitar cilegon-banten. salah satu pemicu pemberontakan cilegon 1888

1884-1885 M – Terjadi Krisis ekonomi di Hindia Belanda karena efek imperialis.

Terjadi peristiwa Cianjur 1885, perlawanan dari Tarekat Naqshabandiyah yang mulai tumbuh subur. Mufti Banten Sayyid Utsman mengeluarkan fatwa sesat aliran Tarekat ini. Atas Dasar Fatwa ini, Pemerintah Kolonial memecat penghulu besar Sukabumi dan Cianjur karena terlibat dalam Tarekat Naqshabandiyah.

Christian Snouck Hurgronje berkunjung ke Mekkah, komunitas Jawi asuhan Nawawi Al Bantani.

Jamaah Haji Aceh

Jamaah Haji palembang

Pembangunan Pabrik Gula Tjoekir  di Cukir, Jombang Jawa Timur

Pembangunan Pabrik Gula Djatiroto di Lumajang

1886 M – Gerakan perlawanan petani Mangkuwijoyo di Desa Merbung, Klaten dan gerakan Tirtowiat alias Raden Joko di Desa Bangkalan, Kartosuro (1

1887 M – Penulis Hindia Belanda Melati van Java (nama samaran dari Nicolina Maria Sloot) menulis roman Untung Suropati berjudul Van Slaaf Tot Vorst

1888 M – 9 Juli 1888 terjadi Geger Cilegon

Pemberontakan Petani di Cilegon di pimpin Ki Wasyid (45th), tarekat Qadiriyah. Pasukannya;

  • Jasim, seorang Jaro Kajuruan.
  • Haji Abdulgani dan Haji Usman.
  • Haji Tubagus/ Tb. Ismail. 

Wasyid bin Muhammad Abbas (lahir dengan nama Qosyid) merupakan keturunan Ki Mas Jong, pengawal sultan Banten Maulana Hasanuddin bin Gunung Jati. Ki Wasyid murid dari Nawawi al-Bantani[1] dan Abdul Karim al-Bantani, seorang mursyid Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah.[4] 

Alasan pemberontakan;

  • pertama, dua pejabat pemerintah kolonial, yaitu patih dan jaksa telah melarang umat Islam melakukan ibadah di Masjid. 
  • Kedua, dinaikkannya pajak perahu dan pajak-pajak usaha yang lain. 
  • Ketiga, para pejabat sama sekali tidak menghiraukan para kiai, bahkan memusuhi Islam, melarang shalat dengan suara keras dan melarang membuat menara-menara masjid tinggi, dan menyebar terlalu banyak mata-mata untuk mencari-cari kesalahan orang yang melanggar peraturan

Perihal pemberontakan ini, Mufti Banten Usman bin Yahya 1822 – 1914 M (Sebagai bagian dari Belanda dan pembenci sufi/ tarekat) menulis kitab Minhaj al-Istiqomah fi al-din bi alSalamah. ia menyebutkan gerakan tersebut bukanlah Jihad namun merupakan sebuah Ghurur (delusi)

Di Gresik, Faqih Maskumambang anak Abdul Jabbar keturunan Joko Tingkir (1866-1937) pergi haji dan bermukim di Makkah.

Tahun ini dilirisnya film bergerak untuk pertam kalinya berjudul Roundhay Garden Scene.

Di Turki, Ayyub Sabri Pasha merilis buku Mir’at al-Haramayn . Di dalamnya terdapat informasi mengenai mata-mata Inggris bernama Hempher yang bertugas merusak islam dari sisi sosial, budaya dan militer. Dalam hal militer membina Muhammad bin Abdul Wahhab (Wahhabi) .

===================

Beberapa ahli mengatakan bahwa ini hanyalah karangan semata, namun karya Ayyub Sabri pasha ini diamini oleh Mufti Mekkah, Ahmad Zayni Dahlan.

Juga tokoh NU menyetujui kisah ini, diantaranya Faqih MasKumambang (Kitab al-Nushûsh al-Islâmiyyah fî al-Radd ‘alâ al-Wahhâbiyyah) dan Hasyim Asy’ari.(Sumber Marzuqi Mustamar)

Bahkan tahun 1987 tokoh syiah Ayatollah Hussein-Ali Montazeri juga mengatakan bahwa Wahhabi sebagai “sekelompok agen Inggris dari Najd .”

Sebagai pembanding mengenai gerakan Wahhabi lihat tulisan Sang kakak yaitu Sulaiman bin ‘Abdul Wahhabi yang menentang gerakan adiknya di tahun 1790 M.

Kisah penghancuran arkeologi, artefak dan peninggalan bersejarah (islam) dengan dalih memicu kemusyrikan memang perlu diselidiki lebih lanjut.

Kelak, tahun 2000 Dan Gibson menyebutkan bahwa lokasi munculnya Islam bukan dari Mekkah, namun dari Petra Jordan.

Selain penghancuran artefak, kelompok Wahhabi juga tidak jujur dengan cara menyensor dan merubah Kitab Aslinya. (Sumber; Marzuqi Mustamar)

===================

Di Inggris, Fisikawan William Thomson/ Lord Kelvin memperkenalkan materi Gelap di Jagad Raya (Dark Matter)

1889, Mirza Ghulam Ahmad mendirikan Ahmadiyyah di Qadiyan, wilayah koloni Inggris. 

Kitabnya Tadzkirah,

  • Bagi Ahmadiyah Qadiyan, kitab ini adalah Kitab suci
  • Bagi Ahmadiyah Lahore, kitab ini penyempurna Al Quran

Di Cirebon, Thalhah bin Talabudin, pemimpin Tarekat sufi Naqsyabandiyah wa Qodiriyah pengganti Khatib Sambas, juga memimpin gerakan anti kolonial.

1890 M – Di Belanda, Wilhelmina diangkat menjadi ratu pada umur 10 tahun (1890-1948)

Di Blora, Samin Suråsentikå/ Raden Kohar (1859 – 1914) mulai mengajarkan ajaran Samin. 

Samin juga dikenal sebagai Ratu Adil Heru Cakra dengan gelar Prabu Panembahan Suryangalam, mereka lebih suka disebut wong sikep. 

Samin sebenarnya termasuk petani gogol. Gogol adalah petani yang punya rumah dan tanah sendiri, memiliki hak sebagian tanah komunitas desa, sehingga wajib membayar pajak dan melakukan kerja paksa.

Tetapi kelompok Samin enggan membayar pajak setelah pemimpinnya mengaku memperoleh Kitab Serat Jamus Kalimasada..

Kelompok Sadrach menamakan diri  sebagai Golongane Wong Kristen Kang Mardika (kelompok orang Kristen yang merdeka).

Sadrach menambahkan nama Jawa setelah kata Sadrach, yaitu Surapranata.

Persekutuan dan Pemahaman Alkitab di lakukan setiap Selasa Kliwon.  Pada hari itu sesuai dengan penanggalan Jawa, masyarakat mengadakan pasaran (sistem pasar tradisional, masyarakat dari berbagai tempat datang berbelanja dan berbisnis di pasar pusat).  Sebutan bagi hari tua adalah kliwonan.

Di Batak, Ludwig Ingwer Nommensen mendirikan HKBP (Huria Kristen Batak Protestan)

1892 M – Di Batavia, Si Pitung mulai membuat ulah dengan merampok tuan tanah kaya. Dikisahkan bahwa perwira Polis AWV Hinne (1852-1915) menembak dan membunuh Pitung dengan peluru emas.

Pitung dimakamkan di sebelah makam Jonker.

Di Pasuruan, Pak Sakera, mandor tebu baik hati dari madura, juga berjuang membela hak-hak buruh tebu

1893 M –

1894 M – Belanda menaklukkan Kerajaan Mataram di Lombok dengan dalih melindungi masyarakat Sasak yang tertindas. Misionaris Katolik memasuki Fakfak Papua.

1896 M – Snouck Hurgronje mulai berperan di Aceh. Belanda membuat pasukan khusus antigerilya yang dinamakan Marsose.

Di Batavia, terbit novel Njai Dasima karya G. Francis

1897 M- Di Amerika, organisasi misionaris Christian Alliance bergabung The Evangelical Missionary Alliance, membentuk Aliansi Kristen dan Misionaris.(Alliance World Fellowship, CAMA).

Salah satu misinya ke Indonesia.

Kongres Zionis pertama di Basel, Swiss, memutuskan:
Zionisme berusaha untuk membangun sebuah rumah bagi orang-orang Yahudi di Palestina yang dijamin dengan hukum publik.

Bersambung ke Komunisme Islam hingga Komunis vs Islam

PUSTAKA

https://muslimskeptic.com/2021/03/18/burning-widows-the-basis-of-sati-in-hindu-religious-texts/

Ivan Taniputera, ENSIKLOPEDI KERAJAAN-KERAJAAN NUSANTARA – Hikayat dan Sejarah

Banggae (Majene), kerajaan / Prov. Sulawesi Barat – kab. Majene

https://www.nu.or.id/tokoh/sufisme-syekh-yusuf-al-makassari-Rn4JJ

https://en.wikipedia.org/wiki/Sati_(practice)
Suhalik, BENANG MERAH PERADABAN BLAMBANGAN

https://en.wikipedia.org/wiki/History_of_the_Jews_in_the_Ottoman_Empire

La Galigo

https://de.wikipedia.org/wiki/La_Galigo

https://digitalcollections.universiteitleiden.nl/LaGaligo

KOMPLETY 12 Jilid :

Klik untuk mengakses 01-la-galigo-i.pdf

Klik untuk mengakses 02-la-galigo-ii.pdf

Klik untuk mengakses 03-la-galigo-iii.pdf

Satu pemikiran pada “Musnahnya Kearifan Lokal Nan Horor; Bhairawa Tantrayana & Ritual Sati | Integrasi Google Maps

  1. tulisan ini sangat bagus untuk dibaca, karna mengandung wawasan yang sangat luas bagi generasi muda.

Tinggalkan komentar